Liputan6.com, Jakarta - Saat pertama kali diluncurkan tahun lalu, Toyota Calya digadang-gadang bakal menyalip penjualan Avanza. Selain sama-sama tujuh kursi, Calya adalah LCGC sehingga harganya ada di bawah "sang kakak".
Prediksi ini ternyata meleset. Rata-rata penjualan Avanza ternyata masih ada di atas Calya. Hal ini diakui sendiri oleh pejabat teras Toyota.
"Calya yang tadinya kami prediksi menggantikan Avanza ternyata (penjualannya) hanya sekitar 6.000 sampai 7.000 unit. Avanza sendiri sekitar 8.000 unit per bulan," ujar Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor, kepada sejumlah wartawan di "hajatan" IIMS 2017, Jakarta, Rabu (3/5) kemarin.
Advertisement
Baca Juga
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada kuartal pertama 2017 (Januari-April), Toyota Avanza terjual sebanyak 35.713 Unit. Model ini bahkan masih jadi mobil paling laris di Indonesia.
Menyusul di posisi kedua mobil terlaris di Indonesia adalah Calya, dengan total penjualan sebanyak 26.928 unit.
Dari data tersebut, penjualan Avanza rata-rata per bulan secara presisi mencapai 8.929 unit, Sementara Calya 6.732 unit.
Menurut Soerjo, hal ini disebabkan karena pada dasarnya konsumen Indonesia belum bisa beranjak dari MPV. Ia menyebut MPV sebagai "fundamentalnya" pasar otomotif tahan air. "Karena MPV memang sangat kuat, dia itu tipe transportasi," tambahnya.
April lalu, Soerjo juga sempat menyebut kalau Avanza masih tetap populer karena produknya sudah teruji, beda dengan Calya yang masih merupakan model baru di bisnis ini. "Yang kedua soal resale value. Avanza angka resale-nya sudah bisa diperkirakan, tapi Calya belum," ujarnya kala itu, juga di Jakarta.