Liputan6.com, Maranello - Keuntungan Ferrari di kuartal pertama 2017 melonjak sampai 36 persen. Hal ini disebabkan oleh tinggi permintaan terhadap beberapa model andalan, seperti LaFerrari Aperta yang satu unitnya seharga US$ 2,1 juta.
LaFerrari Aperta bahkan terjual habis tahun lalu sebelum debut resminya.
Melansir Bloomberg, Jumat (5/5/2017), laba yang disesuaikan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi melonjak jadi 242 juta Euro. Sebagai pembanding, di periode yang sama tahun 2016 laba mereka hanya 178 juta Euro.
Advertisement
Baca Juga
Saham Ferrari juga naik sebanyak 4,2 persen menjadi 72,45 Euro. Ini adalah rekor baru yang mereka peroleh di perdagangan saham di Milan.
Bahkan angka ini telah melonjak 86 persen dalam 12 bulan terakhir, yang membuat nilai perusahaan berada di level 13,6 miliar Euro.
CEO Ferrari, Sergio Marchionne, mengatakan bahwa apa yang mereka peroleh di awal tahun ini adalah hasil dari strategi yang tepat. "Kami baru saja menemukan tingkat motivasi tambahan untuk menggerakkan organisasi ke depan," ujarnya.
Marchionne juga mengatakan kalau keuntungan ini tidak terlepas dari bertahannya citra Ferrari sebagai pabrikan mobil berkinerja tinggi dan eksklusif.
Selain itu, ia juga mengatakan akan mendobrak batas produksi. Sebelumnya Ferrari membatasi hanya membuat 7.000 unit per tahun, namun mulai 2019 nanti, diusahakan pabrik Ferrari akan membuat minimal 9.000an unit setiap tahunnya.
Pabrikan asal Italia ini juga akan menarik lebih banyak pelanggan dengan membuat lebih banyak mobil hybrid, serta kendaraan yang selama ini dinilai kurang "kuat", di antaranya adalah model-model yang menggendong mesin jenis V6.