Sukses

Menyeimbangkan Pelek Motor, Perlu?

Ternyata, balancing juga harus dilakukan pada sepeda motor.

Liputan6.com, Jakarta - Istilah menyeimbangkan pelek (balancing) umumnya dikenal di dunia kendaraan roda empat. Tidak banyak yang tahu bahwa ini juga sebetulnya dapat dilakukan pada jenis kendaraan lain, sepeda motor.

Kenapa perlu balancing? Jawabannya jelas, baik pada mobil dan motor, kerja ban tetaplah sama. Pada keadaan tertentu, ia akan jadi tidak seimbang. Apalagi jika kendaraan kerap dipakai di jalanan rusak atau tidak mulus.

Gejala pelek perlu balancing terasa ketika motor dikendarai. Pada kecepatan antara 60 sampai 100 km/jam, kalau pelek sudah bermasalah, bikers akan merasakan gejala tak seimbang, ada rasa getaran berlebih pada roda depan atau belakang.

Ini mungkin memang terjadi kalau bearing mulai rusak. Tapi kalau memang bearing tidak kenapa-kenapa, maka dapat dipastikan peleknya lah yang sudah tidak rata.

Laman astra-honda.com menulis, dibanding yang jari-jari, velg jenis palang, apalagi dengan lebar 2,5 inci atau lebih, akan berpotensi lebih besar tidak seimbang. Masa ketahanan pelek jenis ini kurang lebih 10 ribu kilometer.

Setelah lebih dari jarak tersebut, pengendara motor harus dicek keseimbangannya. "Kalau tidak, risiko motor tidak stabil bisa naik sampai 50 persen," tulis Honda.

Lantas bagaimana cara mem-balancing ban? Idealnya proses ini menggunakan alat khusus yang tidak tersedia di semua bengkel. Proses balancing dimulai dari peletakkan ban pada alat. Tak luput data pendukung seperti lebar roda di-input pada alat.

Kemudian, alat akan berputar dengan kecepatan kira-kira 40 km/jam. Setelah itu, akan muncul angka pada berapa besaran timah balancer yang harus ditempel pada pelek.

Timah balancer ini adalah alat untuk menyeimbangkan pelek yang dipasang di bibir pelek, di titik paling ringan. Ada timah jenis jepit, dan ada pula yang model tempel.