Liputan6.com, Sidoarjo - Teknik mengerem sepeda motor yang baik adalah kombinasi antara timing, penekanan tuas rem, dan posisi tubuh. Dari tiga faktor ini biasanya yang masih luput dari perhatian adalah yang terakhir.
Chief Instructor Safety Riding Astra Honda Motor, Johanes Lucky, mengatakan bahwa posisi badan tidak boleh tegak lurus di titik gravitasi motor. Sebaliknya, pinggang ke atas seharusnya diposisikan agak ke belakang.
Advertisement
Baca Juga
"Posisi tubuh yang benar saat mengerem harus ke belakang," ujar Lucky, di acara Astra Honda Safety Riding Instructur Competition (AH-SRIC) di Sidoarjo, Selasa (16/5) kemarin.
Alasannya, ujar Lucky, adalah karena ketika mengerem, energi kinetik saat motor bergerak akan mengalir dan "menumpuk" di bagian depan motor, sampai kemudian berhenti.
Dengan mengayunkan tubuh ke belakang, pengendara motor sejatinya sedang menyeimbangkan energi kinetik yang ada di depan itu. "Jadi posisi ini alasannya lebih untuk keseimbangan motor," tambah Lucky.
Jika pengereman dilakukan mendadak dan tidak dengan teknik yang baik, mungkin saja ban belakang terangkat. Sementata ketika ban terangkat pengereman sebetulnya tidak stabil. Di sana bikers berpotensi jatuh.
Teknik ini memang tidak bisa langsung dapat dipraktikkan. Sebab sebagaimana gaya berkendara lain, posisi tubuh saat mengerem juga berkaitan dengan kebiasaan, di mana pada umumnya posisi tubuh justru ke depan.