Liputan6.com, Jakarta - Dewasa ini, industri sudah banyak yang mengadopsi teknologi ramah lingkungan. Tidak terkecuali industri ban. Dalam hal ini, dikenal istilah eco tyre, alias ban ramah lingkungan. Apa sebenarnya ini?
Arfianti Puspitarini, Manager, Product & Trade Marketing Consumer PT Goodyear Indonesia, mengatakan bahwa prinsip eco dalam produksi ban adalah turut serta membantu kesinambungan alam, salah satunya melalui bahan baku yang dipakai.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau konsepnya kesinambungan kami praktikkan. Kami misalnya pakai minyak jagung (dalam produksi). Bahan baku yang kami pakai (untuk buat satu ban) setara dengan bahan baku untuk satu setengah ban merek lain," ujarnya di Jakarta, Rabu (24/5/2017).
Konsep kunci lainnya dari eco tyre adalah rolling resistance, alias hambatan gulir yang rendah. Contohnya, jika satu ban biasa dan satu ban eco digelindingkan bersamaan, maka ban eco tyre dipastikan berhenti di titik yang lebih jauh.
Rolling resistance yang rendah turut berkontribusi dalam mempermudah kinerja mesin. Jika kerja mesin rendah, maka konsumsi bahan bakarnya lebih efisien. Jadi dalam hal ini prinsip "eco" tetap berakar pada berapa emisi yang keluar dari kendaraan.
Dalam hal ini, ada dua jenis ban. Pertama, ban yang memang di namanya diberi embel-embel "eco", ada pula ban yang pada pembuatannya menerapkan prinsip rolling resistance tanpa perlu menambahkan "eco" pada namanya.
Contoh terakhir misalnya Michelin. Seluruh produknya tidak ada yang diberi label "eco". Sementara contoh yang pertama di antaranya adalah Bridgestone Ecopia, Goodyear Dura Save, serta GT Radial Champiro Eco.