Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance (leasing) kerap meraup keuntungan di bulan Ramadan. Hal ini karena banyak yang melakukan pembelian kendaraan, khususnya secara kredit.
Namun demikian, rasio kemacetan pembiayaan alias non-performing loan (NPL) justru melonjak pasca Lebaran. Fenomena ini kerap terjadi di tahun-tahun sebelumnya usai Hari Raya.
Advertisement
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut President Director PT Adira Multifinance Tbk (Adira Finance) Hafid Hadeli ikut angkat bicara. Menurutnya, tak ada strategi khusus untuk menghindari kredit macet.
Hanya saja, lanjut dia, waktu proses verifikasi data dan survei, harus dilakukan lebih awas dan berhati-hati.
“Intinya memang, kemampuan dia mau mobil baru itu sudah umum, tetapi kami harus pisahin yang mampu untuk seterusnya atau hanya mampu saat Lebaran saja. Jadi harus pintar-pintar memilih kelayakan konsumen,” terang Hafid saat ditemui Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Hafid tak menampik, setiap masa pra-lebaran banyak masyarakat mencari kendaraan. Sebab, jelang Lebaran masyarakat lebih banyak memiliki uang.
“Saat ini NPL kami sekitar 1,6 - 1,7 persen. Jadi, tahun ini mungkin lebih baik sedikit, karena lebih hati-hati saja,” ucapnya.
Selama kuartal pertama di 2017, Adira Finance telah menyalurkan dana untuk pembiayaan sekitar Rp 7,3 Triliun. Angka ini naik lima persen dari periode yang sama tahun lalu yaitu sekitar Rp 7 triliun.
Dari jumlah tersebut, porsi terbesar disumbangkan untuk kendaraan jenis roda dua sebanyak Rp 4 triliun, kemudian mobil sebanyak Rp 3,1 triliun, dan elektronik sekitar Rp 200 miliar.
Sedangkan hingga akhir tahun, Hafid berharap, pembiayaan Adira Finance bisa naik 5-10 persen dari tahun lalu yang angkanya mencapai Rp 31 triliun.