Liputan6.com, Jakarta - Dewasa ini ada anggapan kalau oli yang encer lebih bagus ketimbang yang kental. Oli encer dianggap sesuai dengan mesin terbaru yang komponen di dalamnya semakin rapat satu sama lain.
Padahal tidak selamanya seperti ini. Oli yang baik adalah oli yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan, bukan ditentukan berdasarkan cair atau kental. Sementara kendaraannya itu sendiri memang tidak melulu membutuhkan oli yang cair.
Totok Subagyo, Brand Small Engine Oil Manager PT Pertamina Lubricants menjelaskan lebih jauh soal ini. Ia memberikan gambaran dengan mesinnya Lamborghini. Lamborghini sendiri adalah mitra teknis Pertamina dalam mengembangkan oli.
Advertisement
Baca Juga
"Pelumas itu bagus dilihat dari spesifikasi yang dibutuhkan. Misalnya Lamborghini, dia itu pakai oli 10W-60, justru yang lebih kental," ujarnya kepada sejumlah juru warta, di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (5/6) kemarin.
Contoh kasus Lamborghini sekaligus membantah anggapan kalau semakin canggih mesin maka ia akan semakin butuh oli yang cair.
"Yang perlu dilihat itu adalah presisi antar logam di mesin itu sebesar apa. Mobil sport memang justru lebih kental olinya," sambung Totok.
Adapun cara mengetahui spesifikasi oli dapat dilihat dari kemasannya. Dalam hal ini, tingkat kekentalan oli diukur berdasarkan SAE atau (Society of Automotive Engineer), atau lembaga standardisasi di bidang otomotif.
Nilai kekentalan sendiri diwakili oleh huruf "W". Semakin besar W, maka ia menunjukkan kalau olinya semakin kental.