Liputan6.com, Jakarta - Kendaraan full electric, baik mobil atau motor, tenaganya seratus persen bersumber dari listrik yang tersimpan di baterai. Sebagaimana baterai pada umumnya, ia harus diisi ulang ketika energinya habis.
Pada motor listrik seperti Viar Q1, baterai lithium ion penuh setelah diisi ulang dengan durasi antara lima sampai tujuh jam. Kapasitas listrik minimal untuk dapat mengisi baterai motor ini cukup rendah, 220 VA.
Tipe baterai yang digunakan adalah maintenance free, yang artinya, tidak perlu perawatan apa pun sepanjang penggunaan. Namun begitu, lagi-lagi sebagaimana baterai pada umumnya, masa pakainya tidak berlangsung selamanya.
Advertisement
Baca Juga
Baterai Viar Q1 yang disuplai oleh pabrikan komponen otomotif Bosch punya siklus 600-sampai 800 kali isi ulang. Jika motor dipakai setiap hari dalam satu tahun penuh, maka kira-kira baterai tersebut harus diganti dalam dua tahun.
Menurut Deden Gunawan, Corporate Manager PT Triangle Motorindo (TM), produsen motor Viar, harga baterai mencapai Rp 5 juta. Karena mahal, pembelian baterai bisa dilakukan dengan sistem kredit. "Kami menyediakan kredit," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (12/6/2017).
Lantas, apa yang akan terjadi pada motor jika baterai tidak diganti-ganti, meski telah melewati masa pakai? Dalam hal ini, Deden menjelaskannya dengan analogi baterai ponsel.
"Mirip seperti HP. Apa yang akan terjadi kalau sudah soak, tapi terus dipakai? HP ya tetap nyala, tapi kan tidak maksimal," ujarnya.
Tidak maksimal yang dimaksud, misalnya, baterai akan lebih cepat habis. Waktu pakai pun relatif lebih cepat. Jadi kalau misalnya Viar Q1 dalam baterai normal bisa melaju sampai 60 km/jam, maka kalau baterai sudah soak, bisa lebih pendek dari itu.