Liputan6.com, Jakarta - Musim mudik Lebaran jelang hari raya Idul Fitri, bagi sebagian masyarakat Indonesia merupakan sebuah keharusan. Berbagai moda transportasi digunakan, bus, kereta api, pesawat, mobil pribadi, dan motor.
Dengan alasan keterpaksaan, motor masih menjadi moda transportasi menuju ke kampung halaman. Tidak hanya orang tua, banyak pemudik motor yang juga membonceng anaknya, bahkan yang masih balita (di bawah lima tahun).
Baca Juga
"Permasalahannya, pengendara dewasa dengan membonceng anak, bagaimana yang aman? Kita tidak merekomendasikan anak di depan, tapi kita juga tidak setuju anak di belakang dan dijepit orang tuanya," jelas Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), saat ditemui di Cawang, Jakarta Timur, belum lama ini.
Lanjut Edo, dengan memboncengkan anak di depan lebih berisiko jika si anak refleks melakukan gerakan, garuk-garuk, atau ngantuk itu mengganggu keseimbangan. "Belakang juga paling ekstrim, ngantuk, meleng, dan tabrakan. Sebenarnya, nyaris tidak punya tips untuk boncengan anak," tambahnya.
Namun, bukan berarti tidak ada cara aman untuk membonceng anak balita. Orang tua bisa membonceng anak dengan menggunakan kursi yang sudah berstandar dan diletakan di belakang.
"Kursi itu sudah memenuhi standar, dan mengurangi gerakan tiba-tiba yang dikhawatirkan. Jadi, membonceng anak ini di atas lima tahun masih oke, karena masih bisa diajari berboncengan, sedangkan untuk anak di bawah lima tahun, jalan jauh, kita sama sekali tidak rekomendasikan," pungkasnya.
Advertisement