Sukses

Menghitung Usia Mobil Tidur di Parkiran, Sungguh Tak Produktif

Berapa lama waktu yang dihabiskan sebuah mobil di parkiran, ketimbang dipakai di jalanan?

Liputan6.com, Jakarta - Berapa lama waktu yang dihabiskan sebuah mobil di parkiran, ketimbang dipakai di jalanan? Kalau ini ditanyakan ke Donald Shoup, profesor dari University of California, Los Angeles, jawabannya adalah 95 persen.

Pertanyaannya, dari mana asalnya? Seberapa akurat? Apakah hanya di Amerika Serikat (AS) saja? Dan lebih penting, apakah ini juga berlaku di negara-negara lain, Indonesia misalnya?

Laman reinventingparking.org punya jawabannya. Dan ini bisa dicoba pada mobil Anda sendiri.

Pada dasarnya, untuk menghitung persentasi waktu mobil diparkir, kita perlu memperkirakan jumlah rata-tara mobil bergerak per harinya, lalu membaginya dengan berapa lama dia didiamkan. Sederhana.

Shoup, dalam bukunya The High Cost of Free Parking yang terbit pada 2005, menggunakan data dari Nationwide Personal Transportaton Survey (NPTS) US Department of Transportation. Di sana disebutkan bahwa rata-rata pengemudi hanya menghabiskan 73 menit (1,2 jam) per hari di mobil yang bergerak.

Dari sana angka 5 persen berasal. Spesifiknya, 1,2 jam dibagi 24 jam (sehari), lalu dikalikan 100 persen. Hasilnya adalah 5 persen.

Data lain menunjukkan hal yang kurang lebih mirip. Menurut UITP (L’Union internationale des transports publics, International Association of Public Transport) Millennium Cities Database, di 84 kota, rata-rata orang berkendara adalah 1,02 jam. Kalau menggunakan perhitungan ini, maka durasi mobil tidak bergerak dalam sehari mencapai 95,8 persen. Lebih tinggi dari kalkulasi Shoup.

Lalu bagaimana kalau kita mengeluarkan waktu untuk tidur, selama 8 jam? Hasilnya, tetap sama. Mobil tetap lebih banyak terparkir ketimbang digunakan.

Kalau pakai durasi UITP, yaitu pakai mobil hanya 1,02 jam per hari, maka waktu penggunaan mobil hanya 6,4 persen dalam sehari.

Bagaimana, sudah menghitung durasi parkir mobil Anda sendiri? Mungkin persentasenya lebih besar, karena sepertinya orang yang bekerja di Ibu Kota seperti Jakarta menghabiskan waktu lebih dari 1 jam dalam sehari untuk berangkat dan pulang kantor. Tapi, jelas tetap tidak signifikan.