Liputan6.com, Jakarta Satu pertunjukkan yang selalu ada di pasar malam adalah Tong Setan. Atraksi ini melibatkan satu atau lebih sepeda motor, lalu mereka akan berkendara di lintasan melingkar dengan sudut kemiringan hingga 90 derajat.
Meski kita telah menontonnya berpuluh tahun yang lalu, namun mungkin sampai saat ini tidak semua dari kita tahu alasan mengapa motor-motor itu tidak terjatuh.
Ternyata di balik itu semua ada hukum fisika yang sedang bekerja.
Advertisement
Baca Juga
Laman scienceabc.com menjelaskan fenomena ini. Ketika atraksi Tong Setan sedang terjadi, maka sebetulnya di sana sedang ada empat gaya yang sedang bekerja. Pertama, gaya gravitasi yang arahnya ke bawah; kedua gaya gesek lintasan yang mengarah ke atas; tiga, gaya normal yang arahnya tegak lurus lintasan, dan terakhir gaya sentripetal.
Agar motor dapat bergerak melingkar pada lintasan dinding tegak tanpa terjatuh, maka yang dibutuhkan adalah gaya normal. Penjelasan mudahnya, gaya gesek (dari ban motor) dan gravitasi bertindak dalam arah yang berlawanan. Kedua gaya ini menyeimbangkan satu sama lain. Namun begitu, untuk menciptakan gaya gesek yang sesuai, maka kecepatan motor harus cukup tinggi.
Ketika gaya gesek terlampau rendah atau dengan kata lain motor tidak digeber dengan kecepatan yang cukup, maka sepeda motor akan tertarik ke bawah kerena gaya gravitasi.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Kunci Pengabdi Tong Setan
Namun begitu, kecepatan ini juga harus ada batasnya. Pasalnya, pengendara motor bukan robot. Dia punya keterbatasan. Ketika motor terlalu kencang, maka tentu akan lebih sulit untuk mengendarainya.
Titik berat juga jadi faktor penting. Maksudnya, motor dan pengendara motornya itu sendiri bukan sebuah titik masa. Gaya gesek bekerja di roda, sementara gaya berat bekerja pada titik berat motor dan pengendaranya itu sendiri. Keduanya tidak terletak pada satu titik, dan akan menyebabkan efek rotasi yang bisa membuat motor jatuh jika tidak ada faktor yang menyeimbangkannya.
Nah, faktor penyeimbang ini diperoleh dengan membuat motor agak miring terhadap lintasan vertikal. Dengan sedikit miring, maka akan muncul gaya normal. Makanya itu, kalau kita perhatikan, pengendara tidak pernah benar-benar tegak lurus saat melintas, melainkan agak miring ke arah atas.
Tentu dalam Tong Setan, semua ini kuncinya memang kebiasaan dan latihan.
Advertisement