Sukses

Mana Lebih Cocok, Mobil Listrik, Hybrid, atau CNG?

Indonesia juga harus mengikuti tren kendaraan berbahan alternatif yang sedang berkembang di dunia, yaitu listrik, hybrid, atau CNG.

Liputan6.com, Jakarta - Tren kendaraan berbahan alternatif, seperti listrik, hybrid, dan gas, sudah mulai berkembang pesat di dunia. Agar tidak ketinggalan, sudah saatnya Indonesia, sebagai salah satu pasar otomotif terbesar di dunia juga harus mengikuti tren kendaraan ramah lingkungan tersebut.

Namun, dengan dukungan regulasi, belum tersedianya infrastruktur, dan harga yang masih tinggi, mana mobil bertenaga alternatif ini yang bisa dijalankan di Indonesia?

Dijelaskan Fransiscus Soerjopranoto, Executive GM Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM), jika berbicara mesin hybrid, pabrikan asal Jepang ini memang sudah memiliki teknologinya. Bahkan, salah satu mobil hibrida Toyota, yaitu Prius sudah dijual dan mendapatkan sambutan konsumen yang cukup baik.

"Seperti saya bilang, Toyota Prius sendiri kan sudah nomor satu penjualannya, dan sudah 10 juta unit terjual. Kemudian pemerintah menunjukan itikad untuk hybrid bisa berjualan lebih banyak, supaya lebih bagus untuk kontrol emisi dan konsumsi bahan bakar," jelas Soerjo saat berbincang dengan wartawan di Kuningan, Jakarta Selatan.

Lanjutnya, jika berbicara harga murah dan terjangkau untuk konsumen Indonesia, pria ramah ini masih menilai penerapan standar emisi Euro4 dan pilihan mobil CNG masih yang paling cocok untuk pasar Tanah Air.

"Saat ini saya bicarakan untuk Toyota saja, Euro4 dan CNG karena cost tidak terlalu mahal. Kalau hybrid, masih mahal karena ada R&D. Lalu kemudian, paling mahal dan sering pemerintah tanya, termasuk saat bertemu dengan Bapak Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI) dan Bapak Jokowi (Presiden RI), yakni mobil listrik," tegasnya.

Namun, jika berbicara mobil listrik, Soerjo mengungkapkan beberapa kendala terkait keberadaan mobil yang sudah mulai berkembang di pasar global tersebut.

"Kendalanya ada dua, itukan pakai baterai kemampuannya berapa lama dan secara teknologi bisa tidak? Kemudian yang kedua, infrastruktur, mau dicolok (charger) di mana? itu sudah siap atau belum," terangnya.

Jadi, jika dilihat dari kesiapan atau biaya produksi dan lain-lain. Penerapan Euro4 dan mobil CNG bisa lebih cepat, dan terjangkau untuk masyarakat di Indonesia.

 

 

Yuk nonton video menarik di bawah ini: