Liputan6.com, Jakarta - Jika Anda adalah pembalap atau minimal pernah bermain gim balap seperti Asphalt, tentu Anda familiar dengan NOS (Nitrous Oxide System). Ketika ia diaktifkan, mobil akan melaju lebih kencang dalam durasi waktu tertentu.
Laman carthrottle.com menyebut, tujuan utama dari komponen yang juga dikenal dengan sebutan nitrous itu adalah meningkatkan power output dari sebuah mesin. Hal ini, secara garis besar dilakukan dengan cara meningkatkan pembakaran, dengan memperbesar suplai oksigen.
Agar sistem ini bisa beroperasi, throttle (bagian dari mesin injeksi yang mengatur masuknya udara ke ruang pembakaran) harus terbuka lebar. Ketika cairan di tabung NOS masuk, yaitu ketika nitro diaktifkan pembalap, ia akan pecah menjadi dua unsur: nitrogen dan oksigen.
Advertisement
Baca Juga
Oksigen yang kemudian bercampur dengan senyawa hidrokarbon seperti bensin atau bahan bakar lain menghasilkan kompresi yang lebih padat. Kompresi padat, sebagaimana diketahui bersama, bisa meningkatkan tenaga mesin dalam waktu instan.
Oksigen yang berasal dari NOS ini dapat menghasilkan kompresi yang lebih besar karena ia lebih banyak ketimbang oksigen yang ada di udara bebas. Kandungan oksigen yang ada pada NOS lebih banyak dua sampai tiga kali lipat dibanding yang ada di udara bebas.
Sementara nitrogen, pada momen ini berfungsi sebagai pendingin. Pasalnya, suhu di ruang pembakaran meningkat seiring dengan kompresi yang semakin tinggi.
Sampai sini, kita tahu bahwa cara kerja NOS sebetulnya sederhana. Ia hanya sebatas menyemprotkan gas ke dalam ruang bakar. Gas yang kemudian terurai ini menghasilkan oksigen (dan hidrogen) dalam jumlah yang lebih besar. Tapi meski begitu, tidak semua mesin bisa memakai komponen ini.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan sebelum memasang nitrous adalah mengetahui terlebih dulu apakah mesin kuat atau tidak. Kalau dipaksakan, justru hasilnya mesin bisa "nembak-nembak".
Simak Video Menarik Berikut Ini: