Liputan6.com, Jakarta - Mobil transmisi otomatis kini semakin populer di Indonesia. Tak hanya di perkotaan, tetapi juga di sejumlah wilayah, mobil bertransmisi otomatis menjadi idola.
Hal ini diakui sejumlah perusahaan otomotif, penjualan mobil bertransmisi otomatis lebih tinggi dibandingkan mobil transmisi manual.
Advertisement
Baca Juga
Namun, bagi yang lebih menyukai mobil transmisi otomatis, Anda harus tahu bahwa untuk perawatannya harus lebih rajin dibanding mobil transmisi manual.
Bahkan menurut Assistant Sales Manager Aftermarket AISIN Asia Indonesia, Benny W Liem, mobil dengan transmisi otomatis harus selalu dilakukan pengecekan bagian oli nya setiap dua tahun atau 20 ribu kilometer.
“Oli transmisi sensitif ya, gearbox ini kalau sekali rusak kalau mau perbaiki harganya cukup mahal, bisa puluhan juta. Makanya harus maintenance secara berkala,” ungkap Benny saat ditemui di Gedung Sumber Berkat, Petojo Utara, Jakarta Pusat, Jumat (21/7/2017).
Lebih lanjut, Benny mengungkapkan, perbedaan oli transmisi otomatis yang wajib diganti biasanya kadar warna oli berubah menjadi hitam.
Adapun tanda-tanda oli transmisi otomatis wajib diganti yang lainnya yakni saat pergantian tuas transmisi terasa getaran atau terjadi hentakan. Selain itu, ada masalah yang akan timbul seperti gejala kopling selip, di mana putaran mesin lebih tinggi dari biasanya, tetapi kecepatan lebih lambat.
“Kalau kita mau masuk gigi N lalu turun ke gigi D itu macet, orang awam pasti rasakan getar. Bunyi enggak terlalu terdengar, cenderung saat pergantian gigi,” ungkap Benny.
Adapun tak sedikit yang menyarankan untuk penggantian oli transmisi wajib dilakukan setiap 60-80 ribu kilometer.
Nah, jika Anda tak ingin mengalami masalah saat berkendara di jalanan akibat masalah oli transmisi tak pernah diganti, ada baiknya kini lebih peduli melakukan pengecekan dan penggantian.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini: