Liputan6.com, Jakarta - Setelah meluncur terlebih dahulu di sejumlah negara tetangga, tiba giliran PT Honda Prospect Motor (HPM) memperkenalkan New Honda Jazz di Indonesia. Berbeda dengan model di Malaysia yang sudah mengadopsi mesin hybrid, pabrikan asal Jepang ini tidak membawa versi ramah lingkungan tersebut ke Tanah Air.
Baca Juga
Menurut Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT HPM, Jonfis Fandy, pihaknya siap dengan apapun teknologinya, termasuk listrik dan hybrid. Namun, di sisi lain harus jelas apa permintaannya atau regulasi dari pemerintah.
"EV (electric vehicle) mungkin masa depan, dan lebih mudah. Tapi, hybrid itu transisi. Bisa tidak konsumen terima listrik (mobil), ya tidak tahu juga, itu mesti bertahap," jelas Jonfis di sela-sela peluncuran New Honda Jazz di SCBD, Jakarta Pusat, Rabu (26/7).
Lanjut Jonfis, untuk Honda Jazz hybrid hingga saat ini pihak pabrikan berlambang huruf 'H' ini belum melakukan studi lebih lanjut ke konsumen. Namun, untuk studi internal dengan pemerintah sudah dilakukan, karena Honda memiliki teknologi tersebut.
"Tapi kita belum menentukan, produk (hybrid) mana yang yang harus dikenalkan. Pada akhirnya, tergantung konsumen, dia mau beli tidak kalau kita memperkenalkan hybrid," tambahnya.
Sejatinya, Honda memiliki pengalaman memasarkan mobil hybrid lewat Civic. Tapi, model tersebut memang tidak bisa diserap pasar, karena negara berkembang seperti Indonesia masih fokus dengan kendaraan bermesin konvensional (bensin dan diesel).
"Nanti kita survei (Honda Jazz hybrid). Berbeda dengan CRZ, karena model ini memiliki daya tarik tampilan, dan kesenangan mengemudi. Jadi konsumen mau beli dengan harga hampir dua kali lipat dari Honda Jazz. Tapi kalau harga sama, dan model sama (Honda Jazz) tentu kita harus lihat," tutupnya.
Advertisement
Simak juga video menarik di bawah ini: