Liputan6.com, Los Angeles - Produsen SUV dan pikap terbesar di Tiongkok, Great Wall, tertarik untuk membeli merek dari anggota Fiat Chrysler Automobile paling berharga, Jeep. Rencana ini, menyusul ambisi besar pabrikan Negeri Tirai Bambu tersebut untuk jadi pabrikan SUV terbesar di dunia.
Menurut laporan terbaru dari Automotive News, Selasa (22/8/2017), perwakilan dari Great Wall telah menghubungi grup otomotif asal Italia tersebut, dan membahas kemungkinan kesepakatan akuisisi kedua belah pihak.
"Kami sangat tertarik dengan merek Jeep dan telah lama memperhatikannya untuk waktu yang lama," jelas Xu Hui, juru bicara Great Wall, seperti disitat Motor1.
"Tujuan strategis kami adalah menjadi pembuat SUV terbesar di dunia. Dengan memperoleh Jeep, sebagai merek SUV global akan memungkinkan kami mencapai tujuan kami lebih cepat, dan lebih baik," tambahnya.
Saat ini, Great Wall memang menghasilkan pendapatan tahunan yang jauh lebih sedikit dibandingkan perusahaan induk Jeep. Namun, pabrikan ini yakin bisa mengumpulkan cukup dana untuk mendanai kesepakatan tersebut.
Bahkan, untuk terus melakukan pendekatan terhadap pabrikan Negeri Paman Sam ini, Great Wall baru saja mendirikan pusat litbang di Detroit, Amerika Serikat.
"Great Wall memiliki track record yang kuat dalam menghasilkan keuntungan yang baik. Kami juga terdaftar di Hongkong dan Shanghai, dan kami dapat memanfaatkan akumulasi keuntungan kami, juga akses kami ke pasar modal untuk membuat kesepakatan tersebut terjadi," tambahnya.
Sebagai informasi, awal tahun ini FCA menerima tawaran dari Guangzhou Automobile Group (GAC), untuk mengakuisisi seluruh perusahaan. Tapi, meskipun mendapatkan tawaran yang serius, FCA telah menolak dan memutuskan untuk tidak melakukan pembicaraan dengan produsen lain.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Baca Juga
Advertisement
Hutang FCA USD 7 Miliar
Di awal tahun, gosip Fiat Chrysler Automobiles (FCA) akan dibeli pabrikan Tiongkok dalam tiga sampai lima tahun ke depan sudah mencuat. Hal ini dikemukakan oleh analis Wall Street, Rabu (11/1/2017).
John Murphy, analis otomotif, mengatakan bahwa FCA bisa saja dibeli karena persoalan hutang. Utang FCA diprediksi hampir menyentuh angka US$ 7 miliar pada akhir kuartal ketiga lalu. Angka ini semakin buruk karena penjualan mereka memang kurang baik.
Lantas, mengapa harus pabrikan Tiongkok? Menurut Murphy, pasalnya karena sejauh ini merekalah yang paling agresif dalam ekspansi. Mereka, dengan bantuan pemerintahnya, bahkan siap untuk masuk pasar Amerika Serikat (AS).
"Dan agar mendapat jejak yang sangat baik di AS, bisa dengan cara membeli Fiat," ujar Murphy, dalam persentasi di acara Automotive News World Congress, dikutip dari detroitnews.com, Kamis (12/1/2017).
Apalagi sebelumnya sang CEO, Sergio Marchionne, juga pernah secara terbuka mengatakan bahwa mereka sedang mencari rekanan. Mereka, misalnya, pernah mengajak kerja sama General Motors (GM). Namun ditolak hingga beberapa kali.
Seorang juru bicara FCA mengatakan mereka tidak akan mengomentasi spekulasi semacam ini. Sementara Marchionne mengaku sedang fokus menjalankan perusahaan setidaknya sampai 2018 nanti. "Dan rencana 2018 sama sekali keramat dan tidak ada sedikitpun yang saya tahu," terangnya, di North American International Auto Show.
Sebelumnya, demi menutup hutang, FCA juga dikabarkan akan menjual beberapa anak perusahaannya, yaitu Maserati dan Alfa Romeo. Laman Forbes pada Desember lalu mengatakan bahwa dua merek ini akan mudah mendapatkan pembeli. Salah satunya adalah Volkswagen Group yang memang sudah lama terindikasi menginginkannya.