Sukses

General Motors Bermimpi Sukses di ASEAN

GM menerapkan strategi baru, yaitu membangun struktur bisnis terpadu di kawasan ASEAN.

Liputan6.com, Bangkok - Produsen mobil asal Amerika Serikat (AS), General Motors (GM), punya track record yang tidak cukup bagus di Asia Tenggara (ASEAN). Padahal di satu sisi, wilayah ini punya potensi yang begitu besar.

Menyadari itu, mereka menerapkan strategi baru, yaitu membangun struktur bisnis terpadu. Tujuannya jelas, untuk meningkatkan penjualan, terutama merek Chevrolet, dan meningkatkan profitabilitas. Demikian seperti yang dilaporkan Bangkok Post.

GM Executive Vice-President, Stefan Jacoby, mengatakan bahwa seiring dengan industri yang terus berubah, perusahaan menjadi lebih fokus dan disiplin.

"Secara global, GM berada di pasar yang tepat untuk mendorong profitabilitas, memperkuat kinerja bisnis, dan memanfaatkan peluang pertumbuhan untuk jangka panjang. Kami mengoptimalkan operasi kami untuk lebih meningkatkan daya saing," ia menjelaskan.

Ian Nicholls, yang baru saja menjabat President of GM Southeast Asia, juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, struktur bisnis gabungan akan memungkinkan GM memanfaatkan kelebihan satu daerah terhadap daerah lain, meningkatkan efisiensi, juga mengurangi birokrasi.

"Ini juga akan mempertajam fokus kami pada inovasi," kata dia.

"Ian akan menerapkan struktur yang lebih ramping yang sangat berfokus pada bisnis dan mencakup pasar Thailand, Indonesia, Vietnam, dan distributor lain, di bawah satu visi strategis regional," sambung Jacoby.

Tidak dijelaskan lebih rinci apa implikasi penerapan strategi baru ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masa lalu

Di Indonesia, GM punya sejarah yang cukup buruk. Mereka pernah menghentikan operasional pabriknya di Bekasi, Jawa Barat, pada pertengahan 2015.

"GM hari ini mengumumkan transisi korporat untuk menjadi sebuah perusahaan distribusi di Indonesia dan berencana untuk menghentikan kegiatan produksi kendaraan di pabrik Bekasi pada akhir Juni 2015," bunyi siaran resmi GM Indonesia kala itu.

Beberapa faktor yang turut menentukan keputusan GM ini, termasuk biaya material yang tinggi dan semakin berkurangnya potensi dalam pemanfaatan keberadaan pemasok dalam negeri karenak skala produksi yang terbatas.

Itu bukan kali pertama GM menghentikan kegiatan operasionalnya. Sebelumnya, pada 2005, pabrik ini pernah berhenti produksi dan diaktifkan lagi pada Mei 2013.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.