Liputan6.com, Kyoto - Logam adalah bahan baku utama di industri otomotif. Tapi kompetisi mengharuskan mereka mencari material lain, dengan tujuan agar kendaraan lebih ringan.
Beberapa peneliti dan pembuat komponen otomotif Jepang mengatakan bahwa satu alternatif dari logam adalah bahan yang terbuat dari serat kayu. Beratnya hanya seperlima dari berat baja, tapi bisa lima kali lebih kuat. Bahan ini dinamakan "selulosa nanofiber".
Dilaporkan Japan Times, bersama dengan pemasok komponen besar seperti Denso, periset dari Universitas Kyoto dikatakan sedang melakukan riset soal bahan ini.
Advertisement
Baca Juga
Selulosa nanofiber sebetulnya telah dipakai dalam beragam produk seperti tinta. Tapi tim riset inilah yang bisa menerapkan hal serupa di kendaraan bermotor lewat apa yang disebut "Kyoto Process".
Proses Kyoto sederhananya adalah pengolahan serat kayu secara kimiawi. Melalui bahan kimia ini serat kayu diremas sehingga menjadi plastik, sampai kemudian menjadi nanofiber.
Keuntungan dari proses ini adalah efisien dalam hal produksi. Sebelum Kyoto Process, pengolahan serat kayu jadi selulosa nanofiber membutuhkan dana yang besar. Sementara metode baru ini hanya setara seperlima dari metode lama. Ini bisa menjaga harga produksi kendaraan tidak membengkak.
Untuk saat ini perlu uang sebanyak 1.000 Yen atau setara Rp 122 ribu untuk memproduksi 1 kilogram selulosa nanofiber.
"Ini adalah aplikasi dengan biaya paling rendah sekaligus berperforma tinggi untuk selulosa nanofiber, dan itu dia kenapa kami fokus untuk menerapkannya pada kendaraan dan pesawat terbang," terang Hiroaki Yano, profesor dari Universitas Kyoto, sekaligus pemimpin proyek.
Tidak diinformasikan kapan material ini akan diterapkan. Hanya disebut kalau mereka juga bakal mengembangkan mobil prototipe yang dibangun dengan selulosa nanofiber pada 2002 nanti.
Simak juga video menarik di bawah ini:
Bukan proyek yang pertama
Penggunaan material alternatif sebetulnya bukan kali ini saja diusahakan. BMW, misalnya, menggunakan serat karbon yang diperkuat polimer untuk mobil listrik kompak i3 dan 7 Series. Material ini lebih ringan dari baja biasa, harganya juga cukup kompetitif.
Begitu juga dengan Ford. Kalau mereka lebih fokus untuk meningkatkan kadar serat karbon, terutama pada model GT.
Malahan, baru-baru ini tim peneliti dari MIT (Massachusetts Institute of Technology) telah merancang material yang diklaim paling ringan dan kuat. Material ini dibuat dengan mengompresi dan menggabungkan graphene --bentuk dua dimensi dari karbon.
Daily Mail melaporkan, untuk membuat material ini, tim peneliti mengompresi serpihan kecil graphene dengan menggunakan panas dan tekanan. Ini menghasilkan sebuah struktur kuat dan stabil yang menyerupai beberapa jenis karang dan alga kecil yang disebut diatom.
Material baru ini memiliki kepadatan lima persen dan kekuatan sepuluh kali baja.
Advertisement