Liputan6.com, Jakarta Kemacetan di Jabodetabek seakan tidak ada habisnya. Berbagai solusi sudah dipraktikkan, mulai dari jalur 3 in 1, ganjil-genap, hingga pembatasan kendaraan roda dua di ruas jalan tertentu. Kemacetan juga diperparah dengan pembangunan infrastruktur yang sering dilewati oleh kendaraan bermotor, terutama di jam-jam sibuk.
Menanggapi hal ini, Kemenhub dalam keterangan tertulis menawarkan dua solusi.
Baca Juga
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan untuk mengurai kemacetan Jabodetabek, maka ada dua hal yang perlu didorong dan menjadi keharusan. Hal itu adalah pengaturan waktu terkait kendaraan serta mempromosikan penggunaan kendaraan umum berskala besar.
Advertisement
“Seperti yang disampaikan tadi, ada yang menjadi dorongan dan keharusan, yaitu pengaturan waktu berkaitan dengan kendaraan dan kedua kita promosikan kendaraan umum berskala besar seperti bus, karena itu bisa mengangkut banyak,” ucap Menhub selepas menghadiri acara diskusi Mengurai Kemacetan di Jabodetabek, yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) di Kantor Pusat kementerian Perhubungan Jakarta, Kamis (24/8).
Menurut dia, kendaraan umum berskala besar dapat mengurai kemacetan apabila sudah dioptimalkan. Dengan begitu, pengendara yang terkena dampak pelarangan melintas di jalan tertentu dapat mengandalkan transportasi umum. “Apabila kita telah menyelesaikan transportasi massal seperti LRT, MRT dan BRT, tapi jika pada saat sekarang tiba-tiba melarang kendaraan tersebut dapat membuat suasananya menjadi tidak konsekuen. Jadi saya cenderung melakukan prosesnya secara bertahap,” ujar Menhub.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini:
Kebijakan Sistem Angkutan Umum Massal
Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono, mengungkapkan bahwa pada 2015 total Trip Jabodetabek adalah 47,5 juta trip/hari, di mana 50 persennya merupakan through traffic (melalui lalu lintas) dari Bodetabek menuju Jakarta.
Kebijakan Pembangunan SAUM (Sistem Angkutan Umum Massal) ditargetkan akan mampu mengangkut 6 juta penumpang/hari tahun 2019. Sedangkan penyediaan SAUM dan Pembatasan kendaraan pribadi akan meningkatkan modal share angkutan umum menjadi 32 persen pada 2019.
“Target SAUM tahun 2019, yakni 6.055.000 penumpang per hari. Adapun rinciannya MRT 420 ribu, LRT 435 ribu, BRT 1 juta, KRL Jabodetabek 1,2 juta, dan lainnya 3 juta penumpang,” ucap Bambang dalam keterangan tertulis.
Advertisement