Sukses

Toyota dan Mazda Kolaborasi Kembangkan Fitur Baru

Toyota Motor dan Mazda Motor dilaporkan berencana untuk bersama-sama mengembangkan platform smart-car control untuk kendaraan baru.

Liputan6.com, Tokyo - Kerja sama antar pabrikan otomotif kembali terjadi. Baru-baru ini Toyota Motor dan Mazda Motor dilaporkan berencana untuk bersama-sama mengembangkan platform smart-car control untuk kendaraan mereka yang baru.

Dua pabrikan asal Jepang ini akan berbagi teknologi untuk mengembangkan kontrol navigasi, musik dan video, dan koneksi ke smartphone. Pengembangan dilakukan dengan dukungan dari sistem operasi Linux. Demikian seperti yang dikutip dari Asia Nikkei.

Lebih jauh dikatakan bahwa sebelumnya Mazda dan Toyota mengembangkan fitur dan aplikasi secara terpisah. Tapi kurangnya pengembang perangkat lunak di industri otomotif Jepang yang bisa diajak kerja sama mendorong mereka untuk beraliansi.

Peralatan komunikasi berkecepatan tinggi juga masuk ke dalam pengembangan. Dalam hal ini, Mazda yang bakal bertanggung jawab untuk menggandeng pihak operator seluler domestik.

Di pihak Toyota, new Camry akan jadi model pertama yang menerapkan teknologi anyar ini. Sedan mewah ini sendiri akan debut di Amerika Serikat (AS) tahun ini. Sementara di sisi Mazda, Mazda3 lah yang akan mendapat sistem baru pertama.

Harapannya teknologi ini akan jadi fitur standar untuk semua kendaraan yang mereka buat. Dikatakan kalau teknologi ini akan juga diterapkan di kendaraan lain secara bertahap.

Simak juga video menarik di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Toyota Beli Saham Mazda

Kolaborasi antara Toyota dengan Mazda merupakan hasil dari kelanjutan kerja sama keduanya. Pabrikan terbesar di dunia itu telah membeli lima persen saham Mazda.

Reuters, mengutip Asia Nikkei, menyebut kalau pembelian saham dilakukan demi pembangunan pabrik otomotif, sekaligus mengembangkan teknologi kendaraan listrik.

Kemitraan ini, sebagaimana kerja sama lain, akan mengurangi beban investasi dan memungkinkan kedua belah pihak untuk berbagi keahlian dan teknologi.

Kesepakatan ini membenarkan strategi yang pernah dilontarkan Presiden Toyota, Akio Toyoda. Beberapa waktu silam, ia mengatakan bahwa di zaman yang persaingannya makin ketat ini, sebuah perusahaan harus dapat melakukan apapun. Termasuk mereka sendiri.

"Dalam fase transisi yang hebat ini, kami harus bermain menyerang sebaik bertahan. Semua opsi ada di meja, termasuk merger dan akusisi," terang Toyoda.