Liputan6.com, Jakarta Akhir Oktober 2017, pemerintah berencana menjadikan semua gerbang tol menjadi gerbang tol otomatis. Seiring kebijakan tersebut, para pengguna jalan tol akan diwajibkan menggunakan kartu uang elektronik.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna, mengungkapkan penerapan transaksi nontunai akan berlangsung secara bertahap."Iya untuk seluruh Indonesia, untuk keseluruhan tanggal 31 Oktober," ungkapnya.
Â
Advertisement
Berkaitan dengan hal tersebut, Liputan6.com mengadakan polling otomotif pekan lalu, berdasarkan hasil polling tersebut, setidaknya 59 persen belum menggunakan uang elektronik untuk menggunakan transaksi nontunai di tol, sedangkan 41 persen mengakui sudah menggunakan uang elektronik. Untuk diketahui, polling kali ini menggambarkan 361 peserta polling otomotif pekan lalu.
Selisih yang tidak terpangkut jauh tersebut akan meningkat seiring dengan kewajiban penggunaan tol menggunakan uang elektronik. Dalam skala nasional, pengguna uang elektronik untuk transaksi di tol mencapai 33,5 persen. Di Jabodetabek mencapai 40 persen, sedangkan di Bali mencapai 17 persen.
Saat ini pengguna jalan tol dapat menggunakan uang elektronik, yakni e-Toll dan e-money (Mandiri), Brizzi (BRI), TapCash (BNI), Blink (BTN), serta Flazz (BCA). Penggunaan uang elektronik ini mulai disosialisasikan kepada masyarakat pada 18 Agustus 2017 sampai 31 Oktober 2017.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jasa Marga Butuh 1,5 Juta Kartu Baru
PT Jasa Marga Tbk setidaknya membutuhkan 1,5 juta kartu baru atau uang elektronik seiring pelaksanaan sistem pembayaran 100 persen nontunai di tol yang berlaku mulai 31 Oktober 2017. Jika itu terpenuhi, perseroan meyakini program pembayaran tol nontunai akan berjalan lancar.
Direktur Operasional II Jasa Marga Subekti Syukur menerangkan, penetrasi uang elektronik di tol Jasa Marga baru 35 persen. Targetnya, penetrasi sudah mencapai 90 persen pada awal Oktober.
Dia mengatakan, untuk mengebut transaksi nontunai setidaknya harus ada 101 ribu kartu terjual selama 15 hari. Total kartu yang dibutuhkan 1,5 juta.
"Jadi Jasa Marga membutuhkan penjualan kartu pada saat 100 persen sekitar 101 ribu per hari selama 15 hari. Kalau itu bisa dipenuhi 100 persen sukses," kata dia di Kantor Pusat Jasa Marga Jakarta, Jumat (8/9/2017).
Dia mengatakan, ketersediaan kartu penting berkaca pada penerapan transaksi nontunai di Tol Alam Sutera. Kala itu, jumlah kartu tidak mencukupi sehingga menimbulkan kekacauan.
Advertisement