Sukses

Gerilya Mobil Pedesaan, Siap Ekspansi ke Negeri Jiran

Dengan kapasitas mesin di bawah 1.000 cc, kendaraan pedesaan ini akan dijual lebih murah dari LCGC, di bawah Rp 100 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Mobil pedesaan saat ini masih digodok oleh pemerintah, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Institut Otomotif Indonesia (IOI). Nantinya, jika diproduksi massal, mobil ini diharapkan bisa membantu transportasi para petani.

Menurut Menteri Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, kendaraan pedesaan juga ditargetkan menjadi salah satu langkah nyata untuk menopang program pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Pasalnya, unsur pendukung untuk pencapaian ketahanan pangan adalah peningkatan produksi.

"Makanya, diperlukan kendaraan yang dapat membantu produktivitas dan memobilisasi hasil-hasil pertanian sehingga mendorong peningkatan kegiatan perekonomian," terang Airlangga, seperti dikutip laman resmi Kemenperin, ditulis Rabu (27/9/2017).

Selain menjadi alat transportasi yang produktif dan laik jalan, kendaraan pedesaan juga bakal disiapkan dengan harga terjangkau.

"Dengan kapasitas mesin di bawah 1.000 cc, kendaraan ini akan dijual lebih murah dari LCGC, di bawah Rp 100 juta," tuturnya.

2 dari 2 halaman

Ekspor Perdana

Sementara itu, terkait pengembangan mobil pedesaan ini, sudah ada beberapa perusahaan dalam negeri yang berminat mengembangkan mobil pedesaan, seperti PT Fin Komodo di Jawa Barat, CV Karya Hidup Sentosa (produsen traktor Quick) di Yogyakarta, dan PT Astra Otoparts Tbk di Bekasi yang telah melakukan ekspor perdana mobil pedesaan bermerek Wintor ke Malaysia.

Sejak November 2013 hingga saat ini, seperti dilansir Antara, sudah 1.177 unit Wintor didistribusikan ke seluruh Indonesia dengan mayoritas populasi berada di perkebunan sawit di Kalimantan.

Selain itu, Kemenperin juga menyampaikan jika pihaknya terus menjalin komunikasi dengan pelaku industri otomotif nasional dalam menentukan standardisasi dan melihat peluang pasar ke depan untuk pengembangan kendaraan pedesaan di Indonesia.

"Kami juga menggandeng industri kecil dan menengah (IKM) sektor komponen otomotif, guna memacu tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Penerapan TKDN di mobil pedesaan akan dilakukan secara bertahap seperti pada pengembangan mobil LCGC atau LCEV," tukasnya.