Sukses

Model Sepeda Motor yang Suka Dibeli secara Tunai

Dalam beberapa waktu terakhir, pembelian sepeda motor dengan cara cash justru mengalami peningkatan antara 3-5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pembelian sepeda motor dengan cara kredit menjadi hal yang lumrah. Sebab, dengan cara dicicil, maka konsumen mampu mengolah sistem keuangannya dengan baik.

Namun, menurut Vice President Director BAF Lynn Ramli, dalam beberapa waktu terakhir, pembelian sepeda motor dengan cara cash justru mengalami peningkatan antara 3-5 persen.

“Memang sih kredit masih dominasi 60 persen, tapi cash saat ini bisa 40 persen. Jadi okelah belum terlalu gila-gilaan ya kredit itu,” ungkap Lynn saat ditemui wartawan di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (30/9/2017).

Konsumen yang membeli sepeda motor dengan cara cash, dipastikan mereka yang memiliki uang.

Akan tetapi, kata dia, peningkatan pembelian secara tunai, lantaran hadirnya beberapa sepeda motor jenis baru seperti model sport.

Lynn mengungkapkan, mayoritas yang membeli sepeda motor dengan cara bukan kredit pada umumnya dilakukan konsumen yang hobi, seperti halnya kolektor.

Dia mencontohkan, selain sport, sepeda motor jenis matik seperti Yamaha X-Max yang memiliki rentan harga sekitar Rp 50 jutaan banyak dibeli secara tunai.

“Kalau yang beli Mio itu 80 persen kredit. Sebenarnya (bukan sekadar sport atau matik) tapi pembeli dengan cara cash bisa dilihat dari rentang harga, yang lebih high end lebih banyak cash,” tutupnya.

2 dari 2 halaman

DP Motor Nol Persen Bisa Diterapkan, Tapi..

Salah satu alasan konsumen membeli mobil atau sepeda motor yaitu terpengaruh dengan program yang ditawarkan, termasuk skema kredit berupa uang muka alias down payment (DP) ringan.

Namun, tak sekedar DP rendah, di tahun lalu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sempat melontarkan wacana agar DP kembali diturunkan dari 15-20 persen menjadi nol persen.

Kendati begitu, wacana DP nol persen pun hingga kini belum bergulir. Hanya saja, sejumlah leasing memberikan DP jauh lebih ringan dengan cara mencicil uang muka terlebih dahulu.

Menanggapi hal tersebut Vice President Director Bussan Auto Finance (BAF), Lynn Ramli mengatakan, jika wacana DP nol persen diterapkan, maka hal itu hanya akan sedikit meringankan konsumen.

“Mungkin tidak 100 persen akan terjadi, kalau semua boleh nol persen, mungkin hanya beberapa segmen tertentu, seperti yang hanya memiliki fixed income, karena sudah banyak pengalaman kerja beberapa tahun,” ungkap Lynn di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/9).

Lebih lanjut ia menyebutkan, untuk mendapatkan DP nol persen tidaklah mudah, sebab ada berbagai persyaratan ketat lainnya, termasuk catatan dari Bank Indonesia perihal data SID (sistem informasi debitur).

“Dengan SID di dalamnya sudah ada informasi-informasi, di mana satu individu dan lainnya ini terlihat memiliki cicilan dimana saja, atau berapa, itu terlihat semua,” katanya

Kendati begitu, Lynn tak menampik, baik DP nol persen maupun DP rendah, tentu memiliki risiko.