Liputan6.com, Jakarta - Polling mingguan yang Otomotif Liputan6.com lakukan sejak pekan lalu mengenai "Perlukah Bajaj Qute Menggantikan Bemo?" telah berakhir. Hasilnya, dari 230 pemilih, 72 persen partisipan menyatakan Bemo perlu diganti dengan Bajaj Qute. Sementara 28 persen lainnya menyebut tidak perlu.
Posisi Bemo yang digantikan Bajaj Qute boleh dibilang memang sudah waktunya. Mengingat jam terbang Bemo sudah sangat tinggi. Bemo sudah ada di Indonesia sejak 1962.
Advertisement
Sekadar informasi, bemo merupakan turunan dari Daihatsu Midget. Daihatsu menyebutnya sebagai Model MP. Dimensi Model MP lebih besar dibandingkan model sebelumnya, yakni panjang 2.970 mm, lebar 1.295 mm, dan tinggi 1.455 mm.
Awalnya, kapasitas tempat duduknya hanya dua orang. Namun karena di Indonesia digunakan sebagai angkutan umum, maka bagian bak belakang sedikit diubah, sehingga dapat menampung enam orang penumpang.
Baca Juga
Model MP menggunakan mesin yang sama dengan Midget yakni tipe ZA yang mampu menyemburkan daya 10 Tk.
Kini Bemo telah digantikan oleh Bajaj Qute. Bajaj roda empat ini memiliki dimensi panjang 2.752 mm, lebar 1.312 mm dan tinggi 1.652 mm, radius putar mencapai 3,5 meter dan bobotnya mencapai 450 kg.
Meski roda empat, ternyata kendaraan ini enggan disebut mobil. Mereka pun menyebut masuk dalam segmen quadri cycle atau moda transportasi empat roda.
Dibanding bemo, Bajaj Qute pastinya lebih bertenaga. Bajaj Qute mengandalkan mesin 220 cc berteknologi closed loop injection, lengkap dengan tiga busi dalam satu silinder, yang menghasilkan daya hingga 13 Tk pada 5.500 rpm pada 19 Nm pada 4.000 rpm.
Tenaga yang disalurkan ke transmisi sequential 5 percepatan ini diklaim mampu membuat Bajaj Qute dapat dipacu dengan kecepatan 60-70 km/jam.
Sama seperti bemo, Bajaj Qute juga memiliki kekurangan, seperti tak dilengkapi Audio, AC, power window atau electric mirror, serta setirnya yang belum power steering.
Simak Video Pilihan Berikut Ini: