Sukses

Soal Baterai Mobil Listrik, Harganya Masih Sangat Mahal

Masalah baterai untuk pengembangan mobil listrik nasional memang kerap menjadi batu sandungan, karena harganya masih sangat mahal.

Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan mobil listrik karya anak bangsa memang sudah tidak terdengar lagi suaranya. Namun, bukan berarti asa untuk menciptakan mobil berteknologi tinggi asli Indonesia berhenti begitu saja.

Salah satunya, Ricky Elson, yang saat ini masih berkutat memperjuangkan karyanya, yaitu mobil listrik Selo. Hanya saja, untuk mengembangkan mobil Selo, saat ini pria berambut gondrong ini masih terkendala masalah, khususnya pengadaan baterai.

Masalah baterai untuk pengembangan mobil listrik nasional memang kerap menjadi batu sandungan. Pasalnya, Indonesia belum bisa membuat komponen ini secara mandiri, dan harus melakukan impor jika membutuhkan baterai untuk kendaraan listrik.

"Pengadaan baterai kendaraan listrik itu tidak susah, hanya harganya masih mahal. Jadi, yang bikin susah itu harganya," jelas Muhammad Nur Yuniarto, Ketua Tim Pengembangan mobil listrik ITS Surabaya, saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (2/10/2017).

Sementara itu, sebelumnya pria ramah ini juga sudah mengungkapkan jika pihaknya tengah mengembangkan baterai untuk kendaraan listrik, agar tidak selalu tergantung dengan baterai impor.

"Kalau kita pakai lithium berarti ketergantungan dengan luar negeri. Saat ini UNS sedang mengembangkan baterai jenis baru, sejauh ini kami sudah mengujinya dan hasilnya perlu dikembangkan lebih lanjut," ujarnya. Seperti kita tahu, pengembangan motor listrik nasional melibatkan 5 perguruan tinggi negeri dengan tugas penilitian dan pengembangan masing-masing.

Nah, terkait pengembangan baterai kendaraan listrik tersebut, saat ini UNS memang sudah bisa memproduksi dalam skala kecil, untuk motor listrik. "Embrio sudah ada, dan ini tinggal discale-up. Bisa oleh pemerintah atau industri," tegasnya.

2 dari 2 halaman

Curhatan Ricky Elson

Ricky Elson, pencipta mobil listrik Selo memang sudah tidak terdengar lagi kabarnya. pasalnya, pria berambut gondrong ini lebih memilih untuk menjauh dari keramaian kota dan menetap di sebuah desa di Ciheras, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Namun, di tengah kesibukannya berada di pedesaan, Ricky ternyata masih memikirkan mobil listriknya.

“Banyak yang berkomentar, pada saya ‘alah lu kalo mau ngembangin mobil listrik kayak Tesla lah, ga usah ribut ribut, ga ngerepoti pemerintah’. Saya hanya tertawa,” buka Ricky Elson dalam tulisannya di akun Facebook, Jumat (29/9/2017).

Ia mengisahkan banyak hal, terutama soal kesulitan pengembangan mobil listrik dalam linimasa media sosialnya. Ricky menyatakan, ia ingin mengutarakan buah pikirannya dalam hal teknologi mobil listrik dan tak mau membahas lebih jauh soal regulasi. Namun, Ricky berharap peran serta pihak-pihak terkait untuk memudahkan bagaimana pengadaan beberapa komponen vital dalam pengembangan mobil listrik, seperti baterai dan lain-lainnya.

Kata Ricky, tidak hanya dirinya yang merasa kesulitan untuk mendapatkan komponen dan baterai. Pasalnya, hal itu juga dirasakan lima universitas yang ditunjuk pemerintah dalam Program Pengembangan Mobil Listrik Nasional (MoLiNa).

“Apalagi kami, pengembang individual. Yang hanya bermodal semangat untuk membuktikan kita pun bisa. Jangan tanyakan sampai perencanaan untuk bikin pabrik atau kapan penjualannya,” ucap Ricky. Sayangnya sampai saat ini, Ricky belum memberikan konfirmasi kepada Liputan6.com terkait hal perkembangannya itu.