Sukses

Siap-Siap Baper dengan Mobil Toyota yang Satu Ini

Teknologi kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI) dari Toyota dapat berkomunikasi dengan pengemudi dan penumpang.

Liputan6.com, Tokyo - Raksasa otomotif asal Jepang, Toyota Motor Corp, akan menguji mobil listrik self-driving pada 2020 mendatang. Hal itu pun diungkapkan langsung General Manager Divisi Perencanaan Bisnis Mobil Listrik Toyota, Makaoto Okabe, Senin (16/10/2017).

Mobil Toyota yang akan digunakan uji coba disebut Concept-i. Mobil ini akan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang dapat berkomunikasi dengan pengemudi.

Dilansir Reuters, Selasa (17/10/2017), mobil nirawak yang masih berstatus konsep tersebut akan resmi diperkenalkan di ajang Consumer Electronic Show 2018 di Las Vegas, Amerika Serikat.

Selain dapat berkomunikasi, Concept-i dapat mempelajari kepribadian, kebiasaan, dan emosi yang lebih dalam.

“Dengan teknologi AI, kami ingin memperluas dan meningkatkan pengalaman berkendara, serta membuat mobil sebagai objek yang memiliki kasih sayang," kata Makoto.

Mobil ini nantinya dapat membaca emosi serta kewaspadaan pengemudi dengan hanya melihat melalui ekspresi, perilaku, dan nada suara pengemudi.

Mobil nirawak Concept-i yang bakal menggunakan tenaga listrik diklaim mampu menempuh daya jelajah hingga 300 km dengan sekali pengisian.

Concept-i juga dapat mengambil alih kemudi jika diperlukan, kala pengemudi sudah terlalu lelah. Untuk memberikan suasana hangat di kabin, mobil akan dapat berinteraksi tak hanya dengan pengemudi tetapi juga penumpang.

Untuk menghadapi persaingan pada era saat ini, maka Toyota mengembangkan mobil tersebut dengan mengucurkan dana hingga US$ 1 miliar AS atau sekitar Rp 13 triliun hingga 2020.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Hacker Hantui Mobil Nirawak, Siapa Bertanggung Jawab?

Berdasarkan survei yang dilakukan, ada kekhawatiran yang masih melanda para pengemudi di AS jika mobil nirawak berkeliaran di jalanan.

Survei yang dilakukan oleh perusahaan asuransi American International Group (AIG) tersebut menyebutkan 41 persen pengguna jalan masih memberikan ruang kesempatan untuk kendaraan nirawak, dilansir Autonews.

Sebanyak 39 persen mengungkapkan kendaraan nirawak lebih aman dibanding pengemudi rata-rata, sedangkan sisanya berpendapat adanya ancaman mobil nirawak akan diambil alih oleh hacker.

Meskipun begitu, mayoritas orang yang mengikut survei yakin kendaraan nirawak sepenuhnya tidak akan berada di jalan sampai 20 tahun mendatang.

Jika saat itu tiba, perusahaan asuransi harus menetapkan standar baru untuk menghadapi risiko baru dari teknologi nirawak. Berdasarkan laporan Morgan Stanley, perusahaan asuransi otomotif akan mengalami perubahan besar-besaran pada 2040, banyak perusahaan asuransi yang terancam jika tidak beradaptasi dengan cepat.

Lex Baugh, AIG president of liability, mengungkapkan, "Risiko tidak hilang, risiko berpindah dari manusia ke mesin."

Menariknya, peserta polling mengungkapkan satu hal, jika kecelakaan terjadi pada mobil nirawak, tanggung jawab akan dibebankan kepada pabrikan mobil maupun penyedia perangkat lunak.

Tentu saja diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan siapa yang akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Tentu saja perubahan tersebut tidak akan berlangsung secara drastis. Sebuah studi yang dilakukan oleh perusahaan konsultan, AlixPartners, menyimpulkan mayoritas konsumen di AS tidak akan membeli mobil nirawak saat dijual secara resmi nanti.