Sukses

Empat Kerugian Kurangnya Tekanan Angin pada Ban

Saat tekanan angin di ban kurang maka bakal menimbulkan dampak yang negatif. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Ban merupakan salah satu komponen kendaraan paling penting. Pasalnya, ban merupakan satu-satunya komponen yang bersentuhan langsung dengan jalan raya, dan otomatis berhubungan langsung dengan keselamatan si pengendara mobil.

Melihat hal tersebut, sangat penting bagi pemilik kendaraan untuk rutin mengecek kondisi ban, dan jangan sampai tekanan angin di ban berkurang. Pasalnya, saat tekanan angin di ban kurang maka bakal menimbulkan dampak yang negatif.

Berikut, dampak negatif jika tekanan angin di ban berkurang:

1) Pengereman tidak maksimal

Kurangnya tekanan angin akan membuat mobil lebih sulit dikendalikan, jumlah permukaan ban yang menempel pada roda berkurang hingga setengahnya. Jika ban tidak menyentuh permukaan secara menyeluruh, traksinya tidak sempurna, dan pengereman tidak akan optimal. Artinya, jarak pengereman akan semakin jauh, terutama di jalanan basah.

2) Boros bahan bakar

Tekanan ban yang lebih kecil 10 persen dibanding standar pabrikan, akan mempercepat ban aus hingga sepuluh persen. Fakta lainnya, energi yang dikeluarkan mesin untuk memutarkan roda akan lebih besar, sehingga bahan bakar lebih boros.

Pada dasarnya, kurang angin membuat telapak ban yang menempel ke aspal akan lebih melebar. 

Dengan begitu, laju mobil ikut melambat namun putaran mesin semakin bertambah dan lebih banyak membutuhkan bahan bakar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

3) Usia pakai ban lebih pendek

Ban dengan tekanan angin yang rendah, diketahui mengurangi masa usia tapak ban hingga 25 persen. Oleh karena itu, Anda harus lebih sering mengganti ban sebelum waktunya.

4) Ban cepat rusak

Jika tekanan angin rendah, risiko paling terburuk membuat permukaan ban cepat pecah. Hal ini dikarenakan hampir semua telapak ban melakukan gesekan dengan aspal, dan membuat ban menjadi cepat panas.