Sukses

Dampak Skandal Kobe Steel Terhadap Raksasa Otomotif Jepang

Tiga raksasa otomotif asal Jepang, yaitu Toyota Motor Corp, Honda Motor Co, dan Mazda Motor Co angkat bicara terkait skandal Kobe Steel.

Liputan6.com, Tokyo - Tiga raksasa otomotif asal Jepang, yaitu Toyota Motor Corp, Honda Motor Co, dan Mazda Motor Co angkat bicara terkait dengan pemalsuan spesifikasi produk oleh Kobe Steel Ltd. Pemalsuan kualitas produk yang dipasok oleh Kobe Steel dikhawatirkan akan berdampak terhadap masalah keselamatan.

Dilansir Reuters, pabrikan baja terbesar di Jepang tersebut mengakui telah memalsukan data kualitas terkait produk aluminium, tembaga, hingga optical disc. Pemalsuan data tersebut diduga terjadi sejak 10 tahun lalu.

Namun untuk sektor otomotif, Toyota Motor Corp, Honda Motor Co, dan Mazda Motor Co mengklarifikasi bahwa bagian eksterior seperti yang menggunakan aluminium dari Kobe Steel masih dalam batasan aman.

"Kami konfirmasikan bahwa material yang digunakan masih memenuhi standar legal, dan standar internal kami, untuk kunci keselamatan dan kekuatan pada mobil," ungkap Toyota dalam keterangan resmi.

Toyota mengungkapkan bagian yang terbuat dari aluminium Kobe Steel adalah bagian kap dan pintu bagasi. Memang di luar spesifikasi yang diterapkan Toyota, namun dalam batasan aman. Aluminium yang disuplai berupa lembaran, dan semakin populer di kalangan pabrikan otomotif karena bobotnya yang lebih ringan dibanding baja. Dampaknya adalah penghematan bahan bakar.

Sementara itu, Nissan Motor Co masih melakukan investigasi mengenai pengaruh pemalsuan data suplai produk terhadap kendaraan miliknya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Mobil Hidrogen Toyota Sanggup Tempuh Jarak 999 Km

Pada Tokyo Motor Show mendatang, Toyota Motor akan memperkenalkan mobil konsep fuel-cell yang menawarkan jarak tempuh 50 persen lebih banyak dibanding sedan bertenaga hidrogen sekarang.

Pabrikan asal jepang tersebut menargetkan jarak tempuh 999 km untuk mobil konsep bernama Fine-Comfort. Perbedaan jarak tempuhnya berbeda jauh dengan Toyota Mirai fuel cell yang diklaim sanggup mencapai 650 km. Dilansir Autonews, Fine-Comfort akan dilengkapi juga dengan kecerdasan buatan dan juga fitur pengendaraan nirawak.

Dengan kehadiran Fine-Comfort, membuktikan Toyota masih akan terus mengembangkan kendaraan fuel cell sebagai kendaraan bebas emisi. Meskipun di saat yang bersamaan, harga baterai lithium-ionsemakin terjangkau, sehingga menarik minat pabrikan mobil lainnya untuk bermain di segmen plug-in.

Sebagai informasi, pasar otomotif terbesar di dunia, yaitu Cina, mengatakan sedang mengerjakan timeline untuk mengakhiri penjualan mobil bermesin konvensional.

Jepang sendiri telah merancang Hydrogen Society Roadmap untuk meningkatkan kendaraan fuel cellagar mencapai 40.000 unit di tahun 2020, namun saat ini baru mencapai angka 2.200 unit.