Sukses

Daihatsu Optimistis Daya Saing Xenia Masih Tinggi

Daihatsu Xenia masih di urutan kedua dengan penjualan secara retail sales (dealer ke konsumen) rata-rata sebesar 3.200 unit per bulan.

Liputan6.com, Tokyo - Mitsubishi Xpander dan Wuling Confero S menjadi dua model baru yang cukup menyita pasar otomotif nasional dalam dua bulan terakhir. Maklum hadirnya mobil anyar tersebut dianggap dapat memberikan warna dan pilihan baru bagi konsumen.

Berdasarkan data wholesales (penjualan pabrik ke dealer) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada September 2017, MitsubishiXpander mencatat 1.096 unit dan Wuling Confero S mencapai 1.391 unit.

Dengan capaian ditahap awal ini, apakah hal tersebut akan menggoyahkan pemain lama di pasar Low Multi Purpose Vehicle (MPV)? Tak terkecuali PT Astra Daihatsu Motor (ADM) dengan produk andalannya Daihatsu Xenia.

 

Menanggapi hal tersebut, Marketing Director PT ADM Amelia Tjandra angkat bicara. Kata dia, Daihatsu Xenia, tidak mengalami penurunan penjualan.

“Xenia menurut saya bukan enggak tergerus dengan Xpander, tapi karena customer-nya beda. Hasil survei kami menunjukan, yang beli Xenia enggak consider Xpander, Xpander juga engga consider Xenia,” ungkap Amel saat ditemui Liputan6.com di Keio Plaza Hotel,Tokyo, Jepang, Selasa (24/10) malam.

Sementara itu, kehadiran Wuling Confero S yang dibanderol lebih murah yaitu Rp 128,8 juta sampai Rp165,9 juta, ternyata belum menjadi ancaman serius bagi Daihatsu Xenia.

“Itu masih butuh waktu untuk brand and henchmen-nya. Orang Indonesia kan masih mau beli mobil ini untuk investasi jangka panjang. Jadi, harus kerja keras dulu membangun brand,”kata Amel.

Amel sendiri mengklaim, saat ini market share kembaran Toyota Avanza itu masih bercokol di urutan kedua dengan penjualan secara retail sales (dealer ke konsumen) rata-rata sebesar 3.200 unit per bulan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 
2 dari 2 halaman

Persaingan

Adanya Mitsubishi Xpander dan Wuling Confero S ternyata bukan menjadi penghalang Daihatsu untuk menjajakan produknya di Indonesia.

Amel menilai, adanya persaingan di dunia otomotif merupakan bisnis yang normal di era globalisasi.

Sebaliknya, lanjut dia, Daihatsu akan melakukan hal sama terhadap merek otomotif lainnya.

Menurut Amel, dengan adanya model baru itu justru akan membuat customer mendapatkan banyak pilihan.

“Tapi saya percaya yang cocok untuk Indonesia itu yang akan dipilih masyarakat,” tutup Amel.