Liputan6.com, Jakarta - Berkendara di musim hujan, terutama di daerah rawan banjir menjadi tantangan tersendiri. Salah perhitungan sebelum menerobos banjir bisa berakibat fatal, karena mobil bisa mati akibat gagal menerobos banjir.
Sebelum Anda memutuskan untuk menerobos banjir, sebaiknya ANda mengenali faktor-faktor yang dapat menyebabkan mobil ANda mati. Berikut ini tiga penyebab mobil mati akibat banjir, dilansir smartdriving.co.uk.
1. Air Masuk Melalui Air Intake
Advertisement
Air intake merupakan komponen penting bagi mobil ANda. Melalui saluran inilah mesin mendapatkan pasokan udara segar untuk melakukan pembakaran di dalam ruang mesin.
Lantas bagaimana jika bagian ini masuk ke dalam air? Jika Anda beruntung mesin akan mati, dan jangan sekali-kali menghidupkannya sebelum mengeluarkan air di dalamnya. Kerusakan terbesarnya adalah water hammer yang berpotensi merusak isi jantung pacu.
Mengenali ketinggian air intake merupakan langkah awal yang penting. Kebanyakan mobil masih dapat menerjang banjir setinggi 25 cm (atau ketinggiannya setengah roda).
Baca Juga
Â
2. Air Masuk Melalui Saluran Knalpot
Meskipun knalpot merupakan saluran buang dari ruang mesin, tetap ada potensi air masuk melalui saluran ini. Meskipun jarang terjadi, memindahkan gear ke posisi yang lebih tinggi dapat menurunkan putaran mesin, sehingga gas buang tidak sebesar sebelumnya.
Jika menerobos banjir, pada transmisi manual bisa memainkan putaran mesin dengan memainkan kopling. Sedangkan pada transmisi otomatis, gunakan gear paling rendah, tahan pedal gas dan gunakan kaki kiri pada pedal rem untuk mengatur kecepatan. Anda bisa melatih teknik ini di jalanan kosong sebelum menghadapi banjir.
3. Potensi Kerusakan catalytic converter
Catalytic converter merupakan salah satu bagian dari gas buang. Saat bekerja, catalytic converter bekerja di suhu yang sangat tinggi.
Jika terkena air dingin, akan terjadi perubahan suhu yang drastis. Meskipun tidak akan langsung rusak, salah satu potensi yang terjadi adalah retaknya bagian ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Motor Bebek Paling Ringkih Hadapi Banjir, Benarkah?
Ada beberapa jenis sepeda motor yang bereda di pasaran. Beberapa di antaranya relatif "tahan" melewati banjir, lainnya kena air sedikit saja langsung mogok. Tentu hal ini perlu diketahui pengendara motor yang populasinya berjuta-juta.
Menurut Eko Safitrianto, mekanik Clinic Motor yang terletak di Duren Tiga, Jakarta Selatan, untuk menentukan keandalan motor lewati banjir caranya adalah dengan melihat letak lubang knalpot. Semakin tinggi lubangnya, maka semakin baik.
Dengan patokan itu, maka tak heran jika dari berbagai jenis sepeda motor, motor bebek-lah yang paling ringkih. "Motor bebek paling susah lewat banjir karena busi dan knalpotnya rendah. Kalau knalpot terendam air bisa mogok, lalu busi motor bebek juga relatif kurang terlindungi air," ujar Eko kepada Liputan6.com.
Di peringkat kedua ada motor matik. Meski posisi knalpotnya relatif setara dengan bebek, juga posisi mesin yang "tidur", namun keunggulan motor matik adalah ia punya busi yang lebih rapat dan tertutup sehingga lebih sulit kecipratan air.Model sport atau "motor laki" lebih aman lagi. Sebab menurut Eko, baik busi dan knalpotnya jauh lebih tinggi.
Selain itu, konfigurasi mesinnya juga tegak. Terakhir adalah motor trail. Sebagaimana kita tahu, beberapa sepeda motor trail seperti KLX posisi knalpotnya persis di bawah jok. Ditambah ground clearance yang tinggi, trail adalah pilihan yang paling tepat untuk libas banjir.
"Tapi ini rata-rata sih ya, faktanya ada juga motor matik yang knalpotnya lebih rendah dari bebek. Di antara model matik, bebek dan sport juga beda-beda ketinggiannya," terang pria yang telah menggeluti dunia bengkel selama 10 tahun ini.
Advertisement