Sukses

Jangan Ucapkan Have Fun buat Mereka yang Ingin Berkendara

Saat ini banyak orang mengucapkan have fun ketika melepas keluarga atau teman yang hendak bepergian dengan berkendara.

Liputan6.com, Yokohama- Saat ini banyak orang mengucapkan have fun ketika melepas keluarga atau teman yang hendak bepergian dengan berkendara. Kenyataannya itu tidak benar dan tidak baik untuk yang akan berkendara.

Dan terbukti, 1,3 juta orang di seluruh dunia harus meregang nyawa akibat kecelakaan lalu lintas. Data ini diutarakan oleh Kiyotaka Ise, Chief Safety Technology Officer Toyota Motor Corporation dalam cara Toyota Media Tour 2017 di Pasifico Yokohama, Kamis (26/10).

Kata be careful sudah menjadi kata-kata usang di sejumlah daerah. Beruntung di Indonesia masih ada ucapan selamat jalan atau prase titidj (hati-hati di jalan) yang mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati.

Di luar ucapan itu, Toyota menyikapi dengan beberapa aplikasi teknologi. Tujuannya demi meningkatkan keselamatan berkendara. Era teknologi autonomous mulai berkembang pesat walau ada tahap yang harus dilalui. Tidak nirsopir secara sepenuhnya.

Toyota membagi dua golongan teknologi automated driving car sehingga mobil atau berkendara tetap menjadi bagian yang dicintai. "Pertama chauffeur di mana mobil dikendalikan oleh sistem. Dan guardian yang membantu pengemudi di saat kritis," jelas Ise di depan wartawan dari seluruh dunia.

Contoh teknologinya sudah ada di produk Toyota dan Lexus. Seperti Toyota Safety Sense P dan Lexus Safety System +.  Contoh aplikasinya seperti lane tracing assist dan lane change assist. Bahkan yang terkini sudah bisa mendeteksi sopir yang mengantuk dengan memberi peringatan bahkan mengambil alih sistem kemudi.

Semua dukungan kecerdasan buatan dan big data sangat penting. Di ujungnya, tingkat fatalitas kecelakaan dapat dikurangi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Mobil Konsep Toyota Ini Ramah bagi Kaum Difabel

Tokyo Motor Show 2017 (TMS 2017) menjadi ajang untuk Toyota memperkenalkan konsep terbarunya. Salah satunya adalah Concept-i Ride.

Keunikan yang terlihat nyata pada i-Ride adalah tidak adanya roda kemudi. Mengemudikannya tidak menggunakan roda kemudi sebagai mana kebanyakan mobil saat ini. Joystick sebagai pengganti alat pengendalian.

Tidak adanya roda kemudi menjadikan kabin i-Ride lapang. "Pandangan terbuka dan lebih luas ke depan," ujar Project Manager Future Project Departement Toyota Motor Corporation, Shouta Ando di arena TMS 2017. Demikian dilaporkan jurnalis Liputan6.com langsung dari Tokyo Big Sight, Tokyo, Jepang, Rabu (25/10/2017). 

Mobil ini ditujukan bagi kaum difabel. Penerapan pintu gullwing salah satu pemikiran untuk memudahkan akses masuk penumpang.

Awalnya jok pengemudi diposisikan di tengah bila tak ada penumpang. Namun, bila ada penumpang lain, jok diposisikan diagonal demi mendapatkan ruang yang lebih lapang.

Seperti tren mobil konsep lainnya, mobil mungil ini didukung dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). AI Agent sebagaimana yang disebutkan Toyota, menjadi alat bantu yang sangat berguna selama berkendara.

"AI membantu mobil berinteraksi dengan kendaraan lain. Bahkan, AI akan mengerti suasana hati pengemudi," ujar Ando. Teknologi ini secara aktif mendeteksi preferensi pengemudi.

AI juga dapat membantu pengemudi yang tidak bisa parkir. Teknologi akan mengambil alih sehingga pengemudi, semisal kaum difabel, dapat berkendara dengan lebih baik.