Sukses

Tahun 2050, Tak Ada Lagi Mobil Bermesin Konvensional

Sedikit demi sedikit, mobil bermesin konvensional akan hilang dan digantikan oleh mobil listrik.

Liputan6.com, Yokohama- Isu bahan bakar fosil yang terus menipis dan upaya pengurangan emisi khususnya CO2 membuat mobil bermesin konvensional tidak populer. Targetnya, 2050 mobil listrik menggantikan mobil-mobil yang ada sekarang.

Pernyataan ini disampaikan Kiyotaka Ise, President Advanced R&D and Engineering Company TMC, dalam acara Toyota Media Tour 2017 di Pasifico Yokohama, Jepang, Kamis (26/10).

Kiyotaka menyampaikan skenario yang diutarakan sebelumnya dari Akio Toyoda, CEO Toyota. Toyota telah memasuki era elektrifikasi di mana pada akhirnya (2050) semua mobil bermesin konvensional akan tergantikan oleh mobil listrik.

Toyota sendiri sudah masuk era elektrifikasi sejak 20 tahun lalu. Saat itu, Toyota RAV4 sudah menggunakan teknologi hibrida. Dan mereka sukses mengirim Prius di tahun berikutnya sebagai mobil hybrid terlaris di dunia. "Sampai saat ini Toyota sudah menjual 11 juta mobil hybrid," ujar Kiyotaka dalam presentasinya.

Sejak 2012, Toyota sudah konsisten menjual 1,2 juta unit mobil hybrid per tahun. Pencapaian tertinggi tahun lalu (2016), dengan peraihan 1,4 juta unit.

Dijelaskan Kiyotaka, "Komponen penting dalam mobil listrik adalah motor listrik, baterai, dan inverter." Tiga komponen ini pasti ada dalam setiap produk nantinya walau berbeda model teknologinya. Sementara Toyota melalui tahapan elektrifikasi yang dimulai dari mobil hybrid dan dilanjutkan dengan Plug in Hybrid Electrical Vehicle (PHEV), mobil listrik (electrical vehicle) dan FCV. "Pada akhirnya mobil fuel cell jadi yang utama di masa depan."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Mobil Konsep Toyota Ini Ramah bagi Kaum Difabel

Tokyo Motor Show 2017 (TMS 2017) menjadi ajang untuk Toyota memperkenalkan konsep terbarunya. Salah satunya adalah Concept-i Ride.

Keunikan yang terlihat nyata pada i-Ride adalah tidak adanya roda kemudi. Mengemudikannya tidak menggunakan roda kemudi sebagai mana kebanyakan mobil saat ini. Joystick sebagai pengganti alat pengendalian.

Tidak adanya roda kemudi menjadikan kabin i-Ride lapang. "Pandangan terbuka dan lebih luas ke depan," ujar Project Manager Future Project Departement Toyota Motor Corporation, Shouta Ando di arena TMS 2017. Demikian dilaporkan jurnalis Liputan6.com langsung dari Tokyo Big Sight, Tokyo, Jepang, Rabu (25/10/2017). 

Mobil ini ditujukan bagi kaum difabel. Penerapan pintu gullwing salah satu pemikiran untuk memudahkan akses masuk penumpang.

Awalnya jok pengemudi diposisikan di tengah bila tak ada penumpang. Namun, bila ada penumpang lain, jok diposisikan diagonal demi mendapatkan ruang yang lebih lapang.

Seperti tren mobil konsep lainnya, mobil mungil ini didukung dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). AI Agent sebagaimana yang disebutkan Toyota, menjadi alat bantu yang sangat berguna selama berkendara.

"AI membantu mobil berinteraksi dengan kendaraan lain. Bahkan, AI akan mengerti suasana hati pengemudi," ujar Ando. Teknologi ini secara aktif mendeteksi preferensi pengemudi.

AI juga dapat membantu pengemudi yang tidak bisa parkir. Teknologi akan mengambil alih sehingga pengemudi, semisal kaum difabel, dapat berkendara dengan lebih baik.