Liputan6.com, Tokyo - Di Indonesia, hampir di setiap jalan akan ditemukan mobil Low Multi Purpose Vehicle (MPV), seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Suzuki Ertiga, dan Honda Mobilio. Mobil dengan bodi besar dianggap sangat cocok karena mampu menampung banyak penumpang.
Namun ternyata, setiap negara memiliki kultur berbeda. Seperti halnya di negeri para Samurai, Jepang. Saat Liputan6.com mendapatkan undangan PT Astra Daihatsu Motor untuk berkunjung ke Jepang, terlihat mobil-mobil kecil banyak berseliweran di jalanan.
Advertisement
Baca Juga
Hal ini pula timbul pertanyaan, mengapa mobil mungil yang tergolong jenis Kei (kecil) Car itu banyak ditemukan di setiap jalan.
Menurut Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra, tingginya populasi Kei Car karena pemerintah Jepang memberikan insentif untuk mobil tersebut.
“Jadi insentif itu berupa apa? Seperti masuk tol lebih murah, biaya (pajak) STNK juga lebih murah,” ungkap Amelia, Selasa (1/11/2017).
Mobil jenis Kei Car bisa dibedakan dengan melihat pelat nomor berwarna kuning. Lain halnya dengan mobil biasa, warnanya putih. Ini bisa membedakan saat masuk jalan tol.
Saat pertama kali mobil mungil tersebut muncul beberapa tahun lalu, Kei Car yang memiliki mesin 660 cc, mendapatkan pajak lebih rendah.
Lihat saja, pada 2013, pajak Kei Car hanya sebesar 7.200 yen (Rp7,2 juta) per tahun. Angka ini disebut sangat murah, sebab mobil biasa dengan kapasitas mesin lebih besar, pajak yang dipatok bisa mencapai 29.500-111.000 yen per tahun.
Sedangkan kabar lain menyatakan, untuk membeli mobil di Jepang harus memenuhi syarat. Salah satunya lahan parkir yang digunakan sesuai dengan dimensi kendaraan yang dibeli.
Lain halnya jika Anda membeli mobil dengan desain bongsor dan besar, sedangkan garasi atau lahan parkir kecil. Itu disebut tak dianjurkan. Jadi untuk mobil kecil, kemungkinan akan lebih laris karena dapat ditempati di lahan parkir yang minim.
Kata Amel, dari total penjualan otomotif Jepang sebanyak 5 juta unit, pangsa pasar Daihatsu di Jepang mencapai lebih dari 30 persen atau setidaknya tercatat 1,8 juta unit.
“Mobil Daihatsu paling laris Tanto. Kami masuk top list 5 besar di Jepang. Satu sampai limanya ada Mira dan Tanto. Itu laris secara keseluruhan di Jepang,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penjualan Kei Car Mulai Menurun
Kendati saat ini mobil kecil masih banyak dilihat, berdasarkan data yang ada, penjualan segmen Kei Car mulai menciut.
Melansir Asia Nikkei, Selasa (4/4/2017), penjualan mobil kecil turun 5,1 persen menjadi 1.719.971 unit sepanjang tahun fiskal 2016. Ini adalah kali kedua mobil kecil Jepang mengalami penurunan, setelah mencapai rekor tertinggi pada 2013.
Penurunan ini disebabkan karena pajak mobil kecil naik 50 persen sejak April 2015. "Pembeli tidak suka beban pajak meningkat dan tidak akan membeli mobil kecil baru," ujar juru bicara Japan Light Motor Vehicle and Motorcycle Association.
Hal serupa juga diungkapkan Amel. Pajak naik karena pemerintah Jepang telah mencabut subsidi untuk mobil tersebut di 2015 lalu.
“Makanya tren mulai menurun. Sekarang arahnya ke mobil kompak dan mobil lebih gede,” tutur Amel.
Bertepatan dengan ajang Tokyo Motor Show ke-45 di Tokyo Big Sight, Daihatsu memperlihatkan sederet mobil konsep terbaru. Dari semua mobil itu, hadir mobil konsep DN Multisix.
Mobil ini memang baru pertama kali diperlihatkan di hadapan langsung warga Jepang. Namun di Indonesia, DN Multisix telah dipamerkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Agustus 2017 lalu.
Jika memang mobil berbodi besar mulai dilirik di Jepang, bukan tak mungkin DN Multisix akan diproduksi.
Perlu Anda ketahui, DN Multisix digadang-gadang sebagai calon model terbaru dari Daihatsu Xenia. Apabila DN Multixin masuk jalur porduksi, tentu saja mobil tersebut akan dibuat di Indonesia, karena Daihatsu Xenia juga diracik di pabrik Daihatsu di kawasan industri Karawang, Jawa Barat.
Advertisement