Liputan6.com, Jakarta - Motor trail kini menjadi wajah baru yang semakin marak didatangkan para pabrikan otomotif di Indonesia. Salah satunya PT Astra Honda Motor (AHM) yang keranjingan menghadirkan motor adventure dan trail.
Setelah memasarkan CRF 250 Rally dan CRF 1000L Africa Twin di awal 2017, kali ini Honda menawarkan jenis trail dengan kubikasi 150 cc, yaitu Honda CRF 150L.
Advertisement
Baca Juga
Namun untuk mengendarai motor jenis ini, ada beberapa hal yang harus diketahui di antaranya penggunaan perlengkapan wajib, seperti helm, kacamata, dan body protect seperti pelindung dada, sikut serta lutut.
Nah, kali ini kita akan membahas soal helm motor trail, di mana desainnyaa memiliki bentuk berbeda khususnya bagian depan yang meruncing atau memiliki moncong.
Seperti pada umumnya, helm dibuat karena perannya sangat vital sebagai standar keamanan dan keselamatan. Helm digunakan untuk melindungi kepala agar terhindar dari benturan keras.
Lantas mengapa helm motor trail dan motor cross dibuat terlihat lebih besar serta meruncing, sehingga tidak seperti helm pada umumnya?
Ternyata ini bukan semata-mata hanya sebagai pembeda seperti sosok tunggangannya, melainkan ada maksud di balik desain helm tersebut.
Helm trail atau motorcross tidak full bulat dan tertutup kaca helm, itu disebabkan karateristik penggunaanya. Karena saat berkendara di medan cukup menantang, para rider akan terasa menguras tenaga.
Dengan begitu mulut dan hidung akan lebih sering mengeluarkan udara panas yang menyebabkan kabut. Alhasil helm jenis ini dibuat agar sirkulasi udara menjadi lebih optimal dan tak berkabut.
Untuk itu, helm ini pun tak menggunakan kaca. Sebaliknya, para rider lebih menyukai menggunakan goggle atau kacamata khusus. Selain tak mudah berkabut, goggle dianggap lebih nyaman dan mudah dibersihkan.
Helm jenis ini juga terlihat lebih panjang dengan penggunaan 'pet'. Ternyata ini memiliki fungsi tersendiri, yaitu dapat menghalau sinar matahari atau terhindar dari cipratan tanah yang melayang.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Tips Penggunaan Helm
Meski bentuk helm berbeda-beda, namun bagi Anda yang ingin membeli helm, ada baiknya membeli dengan sertifikasi yang sudah Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun standar global.
Memilih helm ada baiknya yang pas dengan ukuran kepala. Tidak kekecilan atau kebesaran. Jika kekecilan maka akan tidak nyaman, bahkan ada juga yang merasa sakit saat digunakan.
Sedangkan jika terlalu besar, maka helm terasa bergoyang. Selain mengganggu, risikonya helm bisa berbalik sehingga menghalangi pandangan atau terlepas. Yang mengerikan, helm tak berfungsi sebagaimana mestinya.
Tak lupa, jika menggunakan helm pastikan terkancing atau terkunci dengan baik. Jika terjadi hal yang tak diinginkan, pengait tersebut membuat helm tak mudah lepas.
Advertisement