Sukses

Suramnya Masa Depan Mobil Bodoh, Alasannya?

Di masa depan jika semua jalanan sudah saling terhubung melalui jaringan yang kompleks, hanya smartcar atau mobil pintar yang akan bertahan.

Liputan6.com, Detroit - Di masa depan jika semua jalanan sudah saling terhubung melalui jaringan yang kompleks, hanya smartcar atau mobil pintar yang akan bertahan. Karena di masa depan kekuatan sebuah mobil untuk memproses banyaknya data menjadi penentu agar mobil bekerja secara baik.

Dilansir Carscoops, CEO Ford, Jim Hackett sedang mempercepat Ford untuk mencapai tingkatan agar bermain di segmen mobil yang saling terhubung, mobil listrik, dan nirsopir.

"Masa depan Ford tidak akan menyerah, terutama di bisnis mobil," ungkap Hackett saat menghadiri Michigan CEO Summit di Detroit. " Tidak akan ada mobil bodoh di masa depan," sambungnya.

"Kita harus merevolusikan mobil agar menjadi lebih pintar," ungkap Hackett sambil menjelaskan bagaimana mobil di masa depan dapat melihat dan mengolah data melebihi manusia.

"Untuk sejenak, kita tidak melihat komputer (pada mobil) sebagai aspek yang terintegrasi. Sekarang coba pikirkan, kendaraan saya adalah sebuah komputer yang berjalan," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Cara Ford Kurangi Angka Kecelakaan Libatkan VR

Kecelakaan berlalu lintas yang diakibatkan oleh keteledoran sang pengemudi masih sering terjadi. Kecelakaan tersebut terjadi akibat adanya distraksi yang mengurangi konsentrasi pengemudi. Untuk menyadarkan pengemudi pentingnya berkonsentrasi, Ford bekerja sama dengan Google dan VR (Virtual Reality) studio Happy Finish untuk meluncurkan aplikasi Ford Reality Check.

Aplikasi VR ini akan mengajak penggunanya masuk ke dunia virtual, seakan-akan sedang mengemudi untuk menjemput teman-teman yang hendak pergi ke pesta. Kebetulan penumpang Anda memiliki karakter yang cerewet sehingga mengganggu konsentrasi berkendara.

Gangguan lain datang dari smartphone yang terus menerus berdering. Beberapa kali Anda hampir mencelakai pengguna jalan lain akibat tidak memperhatikan jalanan. Sampai akhirnya distraksi terakhir akan berakibat fatal.

Data dari European Commission menunjukkan, lebih dari 3.600 anak muda terbunuh akibat kecelakaan di Eropa setiap tahunnya, dan dua per tiganya adalah pengemudi anak muda. Ford Reality Check diharapkan dapat menolong pengendara muda untuk berkendara lebih aman.

"Terlibat dalam kecelakaan dapat menjadi pengalaman yang mengubah hidup selamanya, dan bagi anak muda, kecelakaan mengakhiri hidupnya dengan tragis. Kami harap dengan memberikan gambaran mudahnya terjadi tragedi seperti ini, kami menyadarkan pengendara muda untuk berkendara lebih aman," ungkap Jim Graham, Manager Ford Driving Skills for Life.

"Virtual reality menjadi penyalur yang tepat untuk memberikan gambaran bahayanya berkendara dengan distraksi. Umur yang kami target lebih akrab dengan VR, dan sebuah studi menunjukkan pengalaman di dunia virtual dapat memengaruhi sikap di dunia nyata," pungkas Jim.