Sukses

20 Juta Mobil Korban Airbag Takata Belum Diperbaiki, Kok Bisa?

Sebanyak 20 juta kendaraan yang terlibat recall airbag Takata di Negeri Paman Sam belum diperbaiki. Kok bisa?

Liputan6.com, New York - Kasus kerusakan airbag Takata yang melibatkan jutaan kendaraan di seluruh Amerika Serikat ternyata belum selesai. Bahkan, laporan terbaru menyebutkan, sebanyak 20 juta kendaraan yang terlibat recall tersebut di Negeri Paman Sam belum diperbaiki.

Mengutip Autonews, Jumat (24/11/2017), dengan data tersebut, berarti 64 persen atau hampir dua pertiga dari 31,5 juta kendaraan yang terlibat belum diperbaiki.

Sebelumnya disebutkan, 25 juta kendaraan sudah dilakukan recall pada September lalu.

Disebutkan, angka kendaraan yang terlibat kasus inflantor airbag ini kemungkinan bertambah pada akhir tahun. Pasalnya, Badan Keselamatan Jalan Raya Amerika Serikat bakal memperluas kendaraan yang terlibat airbag menjadi 65 juta kendaraan.

Untuk diketahui, kasus inflator airbag Takata ini menyebabkan 16 korban meninggal, dan lebih dari 180 orang cedera di seluruh dunia. Masalah ini mulai terungkap pada 2008, dan melibatkan 100 juta inflator yang digunakan oleh 19 produsen mobil ternama, seperti Honda, Toyota, Ford, Volkswagen, dan Tesla.

Sementara itu, menurut juru bicara Takata, Jared Levy, pihaknya sudah berusaha dengan cepat untuk meningkatkan produksi perangkat pengganti airbag.

"Takata sudah mengirimkan lebih dari 26 juta perangkat pengganti, dua pertiga termasuk inflator yang diproduksi pemasok lain," jelas Levy saat itu.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 2 halaman

Takata bangkrut

Perusahaan pembuat airbag, Takata, telah resmi mengajukan kebangkrutan. Produsen asal Negeri Matahari Terbit itu tengah mempertimbangkan pengajuan pailit di Amerika Serikat dan Jepang.

Dengan kebangkrutan Takata, menandai kegagalan sebuah perusahaan terbesar dalam manufaktur Jepang pascaperang, dan mengarah pada akhir sebuah perusahaan berusia 84 tahun.

Selain mengajukan permohonan kebangkrutan, kabarnya Takata juga bakal diakuisisi oleh perusahaan kompetitor bernama Key Safety System (KSS). Perusahaan sistem keselamatan dan keamanan mobil itu berbasis di Jepang, tetapi dimiliki oleh perusahaan asal Tiongkok, China’s Ningbo Joyson Electronic Corp.

Rumor yang beredar, kesepakatan akuisisi ini akan selesai tahun depan, dengan mahar sebesar US$ 1,6 miliar, dan mempertahankan sebagian besar karyawan Takata yang tersebar di seluruh dunia.

Tumbangnya Takata ini ditenggarai oleh kasus recall besar-besaran airbag Takata di seluruh dunia. Bahkan, Takata harus menanggung utang sebesar US$ 10 miliar, dan itu tidak termasuk biaya recall yang saat ini sedang berlangsung.