Sukses

Lamborghini Urus, Banteng yang Siap Mengamuk di Semua Medan

Lamborghini Urus menjadi senjata andalan untuk bermain di segmen SUV berperforma tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Lamborghini akhirnya secara resmi bermain kembali di segmen SUV. Tidak tanggung-tanggung, Lamborghini langsung bermain di segmen SUV berperforma tinggi dengan memperkenalkan Lamborghini Urus.

Urus mengadopsi mesin 4,0 liter twin turbo V8 yang menghasilkan tenaga 641 Tk dengan torsi puncak 850 Nm. Akselerasi 0-100 km/jam diklaim hanya membutuhkan waktu 3,6 detik. Untuk terus meluncur hingga 200 km/jam membutuhkan total waktu 12,8 detik dengan kecepatan puncak 305 km/jam.

Tenaga dari mesin disalurkan ke semua roda melalui transmisi otomatis 8-percepatan electro-hydraulically. Sistem torque converter disematkan untuk meningkatkan respon twin turbo yang bersemayam pada mesin V8.

Dilansir Carscoops, distribusi torsi pada sistem penggerak empat rodanya adalah 40/60. Distribusi torsi dapat mencapai 70% untuk bagian depan, dan 87% untuk bagian belakang, menyesuaikan dengan gaya berkendara dan kebutuhan mobil.

Menariknya, Urus mengadopsi sistem rear-wheel steering milik Aventador S, yang meningkatkan kelincahan sekaligus keseimbangan. Lamborghini Urus dibanderol mulai dari $200.000 (setara Rp 2,7 miliar), dan pengiriman pertama diperkirakan pertengahan 2018.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Ambisi Lamborghini Ciptakan Mobil Listrik Tanpa Baterai

Lamborghini kini sedang bekerja sama dengan insinyur Massachusetts Institute of Technology (MIT) untuk menciptakan supercar listrik tanpa baterai. Sebagai gantinya, bodi pada mobil konsep Lamborghini Terzo Millennio akan disemati exotic carbon nanotubes.

Dilansir CNN, bodi tersebut digunakan sebagai supercapacitor yang sanggup menyimpan dan mengeluarkan energi dengan cara berbeda dibanding baterai. Supercapacitor memiliki keunggulan tersendiri, dan juga kerugian yang tidak main-main.

 

 

Membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyempurnakannya. Tapi, menurut Mauricio Reggiani, kepala R&D Lamborghini, usaha tersebut tidak akan sia-sia. "Saat ini, kami sangat optimis," ungkapnya.

Menurutnya, saat ini baterai terbaik di dunia tidak akan bekerja dengan baik pada supercar. Alasannya sederhana saja, karena baterai terlalu berat dan tebal. Jika menggunakan baterai kecil, tentu tidak akan bertahan lama.

" Jika saya memiliki super sportscar dan saya ingin pergi ke trek. Saya ingin melahap putaran demi putaran tanpa perlu mengisi baterai," ungkapnya.