Sukses

Rahasia Lexus Tetap Eksis di Indonesia

Selama 10 tahun Lexus di Indonesia berniat menjadi brand yang menginspirasi baik untuk local industry maupun global automotive industry.

Liputan6.com, Jakarta - Merek mobil premium Lexus telah memasuki usianya yang ke-10 di industri otomotif nasional. Selama satu dekade, Lexus berniat menjadi brand yang menginspirasi baik untuk local industry maupun global automotive industry.

Hal ini pula diungkapkan General Manager Lexus Indonesia, Adrian Tirtadjaja saat ditemui wartawan di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (5/12/2017) malam.

Adrian mengungkapkan, untuk bertahan dan menjadi brand yang menginspirasi di ranah otomotif Indonesia, Lexus tidak hanya mengandalkan target penjualan, tetapi masih banyak faktor lainnya.

“Kalau mau menjadi brand yang bisa menginspirasi brand yang lain, itu mesti dimulai dari satu budaya dulu. Budaya internalnya sendiri mesti dibangun. Kalau ngomong budaya, berarti ngomong perilaku orang-orang, nilai orang-orang. Jadi orang kami harus ter-brainwash dengan baik,” ucap Adrian.

Brainwash yang dimaksud dilakukan kepada karyawan atau pekerja di Lexus. Mereka harus memiliki beberapa poin penting, mulai dari bekerja dengan hati, passion, ketulusan, dan memiliki integrity.

Kata Adrian, jika ingin menjadi inspirasi, maka karyawan Lexus dengan passion yang tepat, seorang karyawan tidak hanya bekerja dengan rutinitas dan menerima gaji, tetapi harus memiliki passion.

Dia menambahkan, jika passion sudah terbentuk, maka akan lebih mudah membangun brand dari sebuah budaya internal.

 “Mobil mewah, kalau sekali orang ada yang pernah merasa dibohongin itu agak sulit bangunnya lagi. Karena market-nya kan tidak besar, jadi ketulusan dan integrity itu sudah jadi sebuah hal yang harus enggak bisa ditawar-tawar,” terangnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 
2 dari 2 halaman

Karyawan Lexus Harus Bahagia

Adrian menyatakan, karyawan yang bekerja di Lexus harus bahagia, mulai dari penghasilan hingga bonus yang diterima. Bahkan, lanjut dia, sebelum membuat customer bahagia, maka karyawan harus merasakan kebahagiaan terlebih dahulu.

“Enggak mungkin customer happy, karyawan enggak happy. Jadi, nomor satu kita itu kebahagiaan karyawan dulu, dan itu enggak melulu soal uang, banyak hal. Kami kasih orang-orang kami pengembangan sampai keluar negeri semuanya, sampai teknisinya kami bawa ke pabriknya. Itu semuanya uang,” katanya.

Adrian percaya, dengan program yang dijalani Lexus Indonesia kepada karyawan, maka akan berdampak bukan hanya untuk bisnis semata, melainkan juga pengembangan pribadi. Bahkan harapannya, dengan budaya yang kuat, masyarakat Indonesia akan mampu menjadi tokoh-tokoh otomotif.

Sebaliknya, dia menerangkan, jika Lexus Indonesia hanya mementingkan program marketing untuk mendongkrak popularitas, maka program tersebut bisa saja berganti-ganti gaya.

“Karena zaman now saja beda sama zaman old school. Tapi, rasanya yang namanya budaya itu sama universal value, nah itu yang kita bangun,” tutupnya.