Liputan6.com, Jakarta - Tahun ini sepertinya menjadi tahun yang cukup baik bagi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Pasalnya, kinerja ekspor pabrikan asal Jepang ini terbilang cukup baik.
Tercatat, selama 11 bulan di 2017, ekspor Toyota secara completly built-up (CBU) meningkat sekitar 20 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
"Sampai November, angka ekspor kita ada di 190 ribuan unit. Angka ini naik dibanding periode yang sama tahun lalu, sebanyak 160 ribuan unit," jelas Wakil Presiden Direktur TMMIN Edward Otto Kanter, di sela-sela acara media gathering Toyota, di Jakarta, Selasa malam (12/12/2017).
Lanjut Edward, untuk negara tujuan ekspor memang terjadi penurunan di wilayah Timur Tengah. Hal tersbeut, karena terjadi penurunan harga minyak (oil price) dunia.
Namun, hal tersebut tidak membuat ekspor Toyota secara keseluruhan mengalami penurunan yang signifikan.
"Di pasar Timur Tengah memang mengalami penurunan, namun hal ini ditopang dengan kenaikan ekspor di wilayah ASEAN," tambah Edward.
Sementara itu, jika dilihat dari model yang paling laris, mobil SUV andalan Toyota, Fortuner masih mendominasi ekspor Toyota Indonesia ke negara tujuan.
"Dari line up memang rada mengejutkan, bahwa Toyota Fortuner yang mendominasi, mendekati 60 ribuan unit atau sekitar 30 persenan," pungkasnya.
Cara Toyota Indonesia Tingkatkan Daya Saing Bisnis
Pelaksanaan Toyota Production System (TPS) Jishuken ke-10 yang digelar PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) resmi berakhir. Seremoni penutupan kegiatan ini dilakukan di Resinda Hotel, Karawang, Jawa Barat, Rabu (29/11/2017).
Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono menyebutkan, Toyota Indonesia berkomitmen untuk terus-menerus berupaya menambah kontribusi terhadap bangsa melalui peningkatan daya saing bisnis. Salah satunya dengan rutin menyelenggarakan TPS Jishuken.
"Salah satu strategi penting untuk mencapainya adalah dengan membangun kapabilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) di perusahaan-perusahaan rantai pasok kami," terang Warih dalam keterangan resminya.
Disebutkan, TPS Jishuken merupakan sebuah program yang bertujuan untuk transfer keahlian dan keterampilan dari Toyota kepada para pemasok sebagai upaya konsisten dari Toyota Indonesia untuk terus memperkuat daya saing rantai suplai industri otomotif.
Sepanjang perhelatannya dari 2007 hingga 2014, tidak kurang dari 100 perusahaan pemasok tier 1 terlibat dalam proses awal pengenalan konsep TPS. Baru pada 2016, TMMIN menerapkan konsep baru dengan fokus pada pembentukan TPS Leader dan Jishuken Director melibatkan 18 perusahaan dan meningkat menjadi 20 perusahaan pada perhelatan tahun ini.
Nantinya TPS Leader dan Jishuken Director bertugas untuk menularkan ilmu TPS di internal. Sehingga muncul efek domino transfer keterampilan dan pengetahuan ke seluruh rantai pemasok.
Saat ini sudah terbentuk 14 orang TPS Leader sesuai dengan standar Toyota. Ke depannya hingga 2020 TMMIN berencana untuk meningkatkan jumlah partisipan menjadi 80 perusahaan pemasok tier 1 dengan target TPS Leader sebanyak 40 orang.
Sementara itu, Wakil Presiden Direktur TMMIN Edward Otto Kanter mengungkapkan, peningkatan daya saing menjadi kunci utama untuk menjawab tantangan era pasar global saat ini. Toyota Indonesia juga akan mengisi peluang di era ini dengan upaya-upaya untuk menjadi basis rantai suplai global.
"Salah satunya melalui kegiatan yang fokus pada peningkatan keterampilan dan pemahaman mengenai Toyota Production System pada karyawan di rantai pemasok sebagai upaya menyelaraskan keterampilan berstandar global," paparnya.
Advertisement