Liputan6.com, Jakarta- Ajang balapan Formula One (F1) musim 2018 diprediksi akan lebih cepat dua detik dari saat ini. Hal ini sejalan dengan regulasi teknis yang diusulkan Federation Internationale de l’Automobile yang mengharapkan mobil-mobil yang berlaga bisa berlari lebih cepat dan spektakuler.
Saat ini hampir semua tim sudah ikut dalam aturan ini. Bahkan mobil lebih cepat lima detik untuk mengitari satu lap, jika dibandingkan 2015 lalu.
Dilansir Motorsport, Sabtu (16/12/2017) pada musim 2017 dimobil berjalan lebih kencang di setiap treknya. Puncaknya pada saat di Grand Prix Malaysia, saat Lewis Hamilton membukukan waktu sembilan detik lebih cepat daripada dua tahun lalu dan berhasil menepati pole position.
Advertisement
Baca Juga
Akan tetapi, bukan hanya faktor mobil saja yang membuat bisa berlari kencang, faktor lainnya seperti cuaca dan waktu balapan juga tentu sangat berpengaruh.
Meski begitu, aturan yang meminta para tim dapat membuat mobil harus berlari cepat belum secara menyeluruh. Seperti hal yang disampaikan tim Pirelli F1.
“Awal musim balap tahun depan, kami harus lebih cepat satu detik dan selama setahun, normal peningkatan percepatan adalah 1-1,5 detik. Sehingga akhir musim tahun depan mereka harus bisa lebih kencang dua detik dalam setiap lapnya,” kata Racing Manager Pirelli F1, Mario Isola.
Halo Penambah Berat
“Jika mobil ingin lebih kencang bisa saja mobil menggunakan ban tipe lunak. Namun harus kita ingat ada bobot tambahan dari Halo yang justru menambah waktu mengitari lap lebih lama 0,3-0,4 detik akibat bobot dan impilikasi aero,” tambahnya.
Saat ini FIA sudah menetapkan bobot minimum Halo untuk mobil F1 sebesar 6 kg, untuk itu tentu menyulitkan karena peraturan soal berat mobil tahun ini belum memperhitungkan adanya Halo.
Di F1, bobot tambahan 10 kg di mobil bisa berkontribusi melambatkan mobil 0,3 detik setiap lap tapi itu semua tergantung dari konsu trek itu sendiri.
Advertisement