Sukses

Ford Kembangkan Airbag untuk Pejalan Kaki, Pentingkah?

General Motors (GM) dikabarkan sedang mengembangkan airbag untuk melindungi pejalan kaki dari benturan arah depan.

Liputan6.com, Jakarta General Motors (GM) dikabarkan sedang mengembangkan airbag untuk melindungi pejalan kaki dari benturan arah depan. Dilansir Autoblog, airbag tersebut disematkan di balik bonnet dan di depan pilar A.

Sebuah paten dari U.S. Patent & Trademark Office diterbitkan untuk GM Global Technology Operations LLC pada 5 Desember lalu. Paten ini disebut sebagai "fender-located pedestrian protection airbag".

Kepada Autoblog, Tom Wilkinson, juru bicara GM, mengatakan," Airbag untuk perlindungan pejalan kaki bisa menjadi solusi desain dan rekayasa penting pada masa mendatang."

Hal ini mungkin menjadi teknologi baru untuk GM, sedangkan Volvo sudah mengadopsi teknologi serupa pada V40 lansiran 2013. Meskipun demikian, teknologi tersebut dihentikan karena ada teknologi pendeteksi pejalan kaki dan auto braking,.

Pada gambar paten tersebut, tidak terlihat teknologi apa yang digunakan untuk mendeteksi momen saat terjadi benturan dengan pejalan kaki dan mengaktivasi sistem airbag. Tapi GM telah mengembangkan berbagai teknologi untuk mendeteksi pejalan kaki yang terhubung dengan berbagai sensor dan sistem peringatan. Beberapa teknologi tersebut sudah disematkan pada kendaraan terbarunya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Banyak Fakta tentang Airbag yang Jarang Kita Ketahui

Keberadaan airbag atau kantong udara seakan lumrah dibenamkan pada mobil masa kini. Sebab, airbag merupakan fitur keselamatan yang dapat melindungi pengemudi dan penumpang jika terjadi kecelakaan.

Penggunaan airbag berfungsi melindungi kepala, leher, dan dada. Karena itu, airbag diterapkan pada bagian lingkar kemudi untuk sopir dan dasbor di hadapan penumpang depan.

 

 

Menurut Department Technical Service Division PT Toyota Astra Motor (TAM), Iwan Abdurahman, airbag tidak hanya ada pada pengemudi dan penumpang depan, karena jumlah kantong udara tergantung model mobil. Oleh karena itu, airbag bisa juga diletakkan di dekat lutut, curtain, samping, dan lain-lain.

Kata Iwan, kecepatan kendaraan yang menyebabkan airbag mengembang bisa berbeda-beda, tergantung juga jenis benda yang ditabrak. Semakin kokoh benda yang ditabrak, maka kecepatannya bisa semakin rendah.

“Selain itu arah tabrakan. Apabila kita menabrak saat kondisi miring, dibutuhkan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan tabrakan frontal,” ungkap Iwan kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Iwan menjelaskan, airbag memiliki dua jenis sensor. Pertama, sensor depan yang terletak di sekitar headlamp. Sensor ini akan mendeteksi tabrakan arah depan. Kedua, sensor tengah terletak di dalam kabin, tepatnya di bawah lantai di bawah audio.

“Jika tabrakan yang terjadi begitu besar, energi atau getaran tabrakan akan terus ke kabin dan dideteksi oleh sensor ini. Artinya, tabrakan yang terjadi harus cukup kuat untuk mengaktifkan airbag tersebut,” kata Iwan.

Pegiat keselamatan sekaligus Kepala Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengungkapkan parah atau tidaknya kecelakaan bisa dilihat dari bukti kondisi kerusakan kendaraan.

Tabrakan tidak seketika dapat membuat airbag mengembang bila mobil dipacu dengan kecepatan di bawah 20 km/jam.

“Kalau kecepatan di atas 20 km/jam, maka bisa kita lihat dari terburainya airbag yang ada. Sensor airbag akan (mengirimkan sinyal untuk) meledak (saat mobil) menghajar sesuatu dengan momentum yang setara dengan kecepatan 20 km/jam ke atas,” ucap Jusri kepada Liputan6.com.

Baca selengkapnya di sini.