Liputan6.com, Jakarta Berbicara teknologi kendaraan ramah lingkungan tidak akan terlepas dari energi yang menggantikan bahan bakar fosil. Sayangnya, kendaraan ramah lingkungan seperti mobil hybrid harganya tergolong mahal. Bagaimana dengan motor listrik?
Salah satu APM yang mewujudkan mimpi kendaraan ramah lingkungan dengan harga terjangkau adalah PT Triangle Motorindo selaku produsen Viar Motor Indonesia yang memperkenalkan motor listrik Viar Q1 pada Mei 2017. Saat itu, Viar Q1 ditawarkan dengan harga Rp 16,2 juta untuk kawasan Jadetabek.
Advertisement
Baca Juga
Sebenarnya, Viar Q1 bukanlah yang pertama kali membawa kendaraan motor listrik ke Indonesia. Karena sebelumnya teknologi serupa sudah beredar di Indonesia, sayangnya belum dilengkapi dengan surat-surat seperti BPKB dan STNK seperti Q1.
Viar juga membuktikan pertanyaan yang selama ini muncul di benak pengguna roda dua. Apakah motor listrik aman untuk dipakai menerjang banjir? Viar pernah memajang Q1 di dalam sebuah aquarium besar, lalu air diisi hingga ketinggian setengah roda. Setelah itu, tuas gas ditahan hingga empat jam untuk mensimulasikan motor berjalan menerjang banjir.
Fakta menarik lainnya, motor listrik ini juga dilirik oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan. Sebelum mencoba di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2017), ternyata Jonan sudah memiliki motor ramah lingkungan tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga pernah mencoba motor ini saat acara 'Electric Fun Ride' yang diadakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Disjaya, Jakarta, Sabtu (28/10/2017). Menurutnya, motor ini sunyi, hemat energi, dan tarikannya juga terbilang kuat.
Keseriusan Viar bermain di motor listrik semakin terlihat dengan penyerahan 60 Viar Q1 kepada untuk digunakan sebagai kendaraan PLN Disjaya pada 27 November 2017 lalu.
Gesits, Motor Listrik Nasional
Kelahiran sepeda motor listrik karya anak bangsa dalam waktu dekat segera terwujud. Itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerjasama produksi sepeda motor listrik Gesits antara Wika Industri & Konstruksi dengan Garansindo dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang dilakukan pada pertengahan Agustus 2017.
Untuk membuktikan ketangguhannya, motor Gesits sudah diuji sejauh 1.500 kilometer. Perjalanan berawal dari Jakarta dan finis di Bali. Pengujian ini berlangsung selama 4 hari pada November 2016 lalu. Selama pengujian tidak ditemukan kendala yang berarti.
Meskipun belum dipasarkan di Indonesia, Gesits sendiri rencananya mulai diproduksi pada awal tahun depan di pabrik Wika dengan kapasitas produksi awal 50 ribu unit per tahun. Nantinya, kapasitas produksi Gesits akan ditingkatkan menjadi 100 ribu per tahun pada 2019.
Di tahun pertamanya, Gesits akan fokus memenuhi kebutuhan pasar domestik terlebih dahulu. Sejauh ini Garansindo telah menerima 25 ribu pemesanan Gesits. "Targetnya 2020 harus sudah ekspor. (Negara) tujuannya ASEAN dulu," kata Al Abdullah di Komplek Industri Wika (Wijaya Karya) Jalan Raya Narogong KM 26 Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/8/2017).
Advertisement
Yamaha Kepincut Motor Listrik
Tidak ingin kehilangan momentum motor listrik, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) . Memperkenalkan motor listriknya, E-Vino pada 1 November 2017.
Selain memperkenalkan, Yamaha sekaligus melakukan tes dan studi pasar motor listrik di Indonesia. Yamaha bekerja sama dengan empat institusi, di antaranya Kebun Raya Bogor, Universitas Pelita Harapan (UPH), PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI), dan The Breeze BSD untuk melakukan uji coba motor listrik Yamaha. Motor listrik tersebut digunakan sebagai transportasi di kawasan internal perusahaan tersebut.
Berbeda dengan dua motor listrik sebelumnya, Yamaha masih ragu untuk menjual motor listriknya di Indonesia. "Jual gampang, tapi bagaimana tentang perpindahan konsumen dari bensin ke listrik, dan efek di masyarakat. Kendaraan listrik itu tidak mudah, di negara lain tidak banjir, di Indonesia banyak banjir. Musim hujan pun banjir dilewati. Tapi motor ini berbeda, motor bensin lewat paling mogok, kalau motor bisa nyetrum, dan ini cukup berbahaya," ungkap Dyonisius Beti, Wakil Presiden Eksekutif PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.