Sukses

Seperti Origami, Mobil Ini Bisa Dilipat-lipat

Kendaraan yang diberi nama Earth-1 ini, merupakan mobil listrik, dan dapat dilipat. Bagaimana detailnya?

Liputan6.com, Tokyo - Lahan parkir kini semakin menjadi masalah serius di setiap negara. Pasalnya, setiap tahun, jumlah kendaraan semakin bertambah banyak, dan pastinya membutuhkan lahan parkir yang lebih luas juga.

Namun, permasalahan parkir mungkin bakal teratasi dengan kendaraan ini. Ya, kendaraan yang bisa dilipat, layaknya seni lipat kertas, origami di Jepang. Demikian dilansir Asiaone, ditulis Rabu (3/1/2018).

Kendaraan yang diberi nama Earth-1 ini, merupakan mobil listrik. Meskipun baru sebatas konsep, namun mobil yang terinspirasi dari robot transformers ini memang cukup menarik, dan dapat menjadi solusi lahan parkir yang sulit.

Earth-1 ini sendiri dirancang oleh kartunis Yunio Okawara, yang terkenal dibalik robot Gundam. Untuk pengembangan mobil ini, dilakukan oleh perusahaan startup, Four Link System.

"Kendaraan yang sangat kecil, bisa parkir di tempat yang sempit. Kami memprakasai proyek ini, untuk bisa melipat mobil dan mengubah menjadi sesuatu yang kecil, untuk membantu konsep pengurangan tempat parkir," jelas President and Chief Four Link Systems, Inc., Hiroomi Kinoshita.

Mobil ini, juga dipersiapkan untuk generasi muda. Dengan tampilan yang kecil, dan bisa dilipat, mobil ini cocok untuk kaum milineal yang nantinya sudah bisa memiliki kendaraan.

Untuk harganya, mobil ini bakal dipasarkan dengan harga US$ 70.000 (setara Rp 1 miliar).

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Lahan parkir murah

Murahnya lahan parkir ternyata menciptakan masalah tersendiri. Misalkan saja di Jakarta, kenaikan tarif parkir dirasa diperlukan untuk memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

Dan masalah parkir murah tidak saja menjadi masalah di Indonesia, tarif parkir di jalanan Hong Kong dirasa terlalu murah dan tidak sebanding dengan kenaikan harga properti.

Dilansir SCMP, kenaikan harga parkir di jalanan Hong Kong terjadi terakhir kali di tahun 1994 dengan tarif HK$8 per jam (setara Rp 13.874). Harga tersebut sangatlah murah dibanding tarif parkir di properti pribadi, misalkan lokasi parkir di Causeway Bay yang menetapkan tarif hingga HK$35 per jam (setara Rp 60.700).

Mirisnya, dengan harga parkir yang murah untuk kendaraan. Ternyata untuk memiliki properti sangatlah mahal. Tempat tinggal rumah susun (nano flats) ukurannya lebih kecil dibanding lahan parkir per mobil.

Rumah susun yang berukuran ekstra kecil diperuntukkan bagi pembeli muda agar sanggup membeli. Sebagai bayangan mahalnya harga properti, satu unit seluas 28,7 meter persegi dibanderol HK$2,99 juta (setara Rp 5,1 miliar). Itupun lokasinya jauh dari pusat kota.

Akibat dari lahan parkir yang murah, pendapatan Hong Kong dari lahan parkir tidak pernah berubah sejak tahun 1998, yaitu berkisar di angka HK$270 juta (setara Rp 468 miliar). Harga parkir yang terlalu murah juga dimanfaatkan oleh oknum, yang digunakan sebagai lahan valet parking oleh restoran maupun klub malam.

Departemen Transportasi berencana untuk menaikkan tarif parkir HK$20 per jam (setara Rp 34.700). Penyesuaian harga ini bagian dari rencana untuk membenahi lahan parkir, termasuk penggunaan smart system yang memungkinkan untuk pembayaran secara daring. Keuntungan lainnya, pengemudi dapat memeriksa lahan parkir yang tersedia melalui smartphone.