Liputan6.com, Jakarta - Secara umum para pemilik sepeda motor atau bukan pasti mengenal rantai atau chain. Komponen ini dianggap menjadi sistem penggerak roda yang terdapat di bagian sisi kiri ban belakang sepeda motor.
Namun selain rantai, sistem penggerak roda belakang pada sepeda motor juga ada jenis lainnya, yaitu belt (sabuk) dan shaft drive (kopel atau gardan).
Advertisement
Baca Juga
Karena itu, kali ini Liputan6.com akan sedikit mengulas plus minus ketiga sistem penggerak yang dirangkum dari berbagai sumber. Namun sebelum mengenal belt dan shaft drive, mari kita ulas lebih dahulu soal rantai.
Rantai menjadi penghubung paling familiar. Penggunaan rantai diterapkan mulai dari sepeda motor bebek hingga jenis sport, termasuk pada ajang balapan sekelas MotoGP.
Fungsi rantai adalah mentransfer tenaga dari mesin ke roda belakang. Rantai dianggap ideal, cocok digunakan baik di jalan halus atau rusak. Karena itu, balapan MotoGP dan ataupun sepeda motor trail lebih memilih memakai rantai.
Kelebihan rantai yang lainnya, jika terjadi masalah masih bisa cepat diperbaiki. Bahkan pemilik bengkel Aris Motor, Muhammad Aris menyatakan, jika rantai motor melar dan kendur, rantai bisa disetel ulang.
“Setelan dibalikin ke standarnya itu 30 mm. Kurang dari itu kekencengan dan rantai bisa putus karena tegang," ucap Haris kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Jika kerap kendur, rantai bisa dipotong walau tidak sembarangan. Ada hitungannya yaitu potong dua mata rantai. Jika rantai sudah maksimal batas melar tak bisa dipotong lagi, tetapi harus ganti baru. Hal ini agar saat dipakai tidak putus di tengah jalan.
Namun begitu, ada juga kekurangan rantai yaitu harus rajin dirawat. Selain itu, posisi rantai yang membutuhkan pelumas membuat kotoran mudah menempel, penggunaan [rantai ](catat "")juga lebih berisik karena adanya gesekan antara logam.
Belt
Penggerak belakang lainnya adalah belt. Komponen ini lebih sering digunakan pada skuter matik. Namun sepeda motor jenis cruiser bike juga menggunakannya.
Terbuat dari bahan karet, belt memiliki gerigi namun tetap lunak. Yang terpenting dari penggunaan belt adalah motor akan lebih senyap dibandingkan rantai. Sehingga saat pedal gas dibejek suara motor akan tetap halus.
Kelebihan lain dari belt ini minim perawatan, tak perlu dilumuri pelumas dan diklaim lebih awet dibandingkan rantai. Soal harga disebut lebih murah.
Menurut Kepala Bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) Daya Motor Cibinong, Asep Suherman, putusannya belt sangat jarang terjadi. Namun kasus belt putus itu tak sedikit dialami oleh sang pemilik yang tidak perhatian dalam hal servis maupun penggantian spare part.
“V-belt itu standarnya bisa sampai 24 ribu kilometer atau dua tahun. Tapi saat ini tergantung pemakaiannya. Biasanya konsumen terlalu santai, dan tahu-tahu V-belt-nya putus,” ungkap Herman saat ditemui Liputan6.com.
Mudah putus belt bisa jadi kekurangannya. Sebab, belt yang putus tak bisa disambung seperti rantai. Ada juga yang menyebutkan belt tidak cocok digunakan untuk kendaraan yang memiliki performa dengan rpm tinggi, selain itu belt lebih rentan selip.
Advertisement
Shaft Drive
Mungkin bagi orang awam istilah shaft drive atau gardan pada sepeda motor jarang terdengar. Pasalnya, istilah gardan sering ditemui pada mobil atau kendaraan besar.
Akan tetapi di dunia otomotif roda dua, penggunaan gardan telah banyak digunakan pada sepeda motor dengan kubikasi besar.
Penggunaan shaft drive tak lain karena daya tahan tinggi. Komponen ini tak butuh perawatan ekstra jika dibandingkan belt dan rantai.
Karena komponen ini tertutup, jadi lebih aman dari gesekan benda luar seperti batu dan kerikil. Alhasil, penggunaan shaft drive bisa dilakukan diberbagai medan.
Akan tetapi bukan berarti shaft ini tak ada kekurangan. Sebab komponen ini bentuknya kaku dan bobotnya terlalu berat, serta harganya lebih mahal.