Liputan6.com, Jakarta Continuously Variable Transmission atau CVT saat ini semakin digandrungi para pabrikan otomotif karena diklaim lebih halus (tak ada hentakan) dan hemat bahan bakar dibanding transmisi matik konvensional.
Lantas perawatan seperti apa yang harus dilakukan pada mobil dengan transmisi CVT, apakah berbeda dengan transmisi konvensional?
Advertisement
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut Supervisor bengkel Plaza Toyota Pramuka, Saiful Anwar, mengatakan perawatan transmisi CVT sama seperti matik pada umumnya. Salah satunya servis secara berkala.
“Kalau ke bengkel tetap perlu pengecekan. Selama ini memang tidak ada masalah berarti kalau soal transmisi CVT. Kalaupun dicek itu kontruksinya saja,” ucap Saiful saat ditemui Liputan6.com, di bengkel Plaza Toyota Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (18/1/2018).
Lebih lanjut Saiful berpendapat, selama dirinya bekerja tak pernah ada keluhan atau masalah berat terkait transmisi CVT.
“Kalau dulu ada penggantian oli antara 80-100 ribu.Tapi oli sekarang sudah bisa lebih tahan lama,” katanya.
Hanya saja dia tak menampik, jika transmisi CVT mengalami masalah, maka ongkos yang harus dibayar sangat mahal, bahkan bisa mencapai lebih dari Rp 30 juta.
“Kalau biaya servisnya sama saja, kalau pun lebih mahal itu hanya sedikit,” ujar Saiful.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jika Lewati Banjir
Sama seperti bagian komponen mobil lainnya, jeroan mesin yang dilapisi cairan oli sangat rentan masalah jika terkena air.
Karena itu, Saiful menyarankan agar pemilik mobil dengan transmisi CVT dilarang untuk menerobos banjir, sebab bagian bongkahan mesin akan terjadi putaran sehingga oli semakin mudah tercampur air.
“Kalau sudah terkena masalah itu harus bongkar semua. Hampir semua oli kena air bisa merusak konstruksi, itu pasti. Nantinya takutnya repot ke converter dan semuanya. Itu lebih repot lagi,” ungkapnya.
Lebih lanjut Saiful menerangkan, jika bagian transmisi tercampur air, maka yang dikhawatirkan saat melakukan pengoperasian akan terjadi slip.
Advertisement