Sukses

Mobil Ramah Lingkungan yang Lebih Irit dari Mobil Listrik

Mobil ramah lingkungan unik yang satu ini lebih irit dibanding mobil listrik.

Liputan6.com, Lombok - Jagat media sosial kembali ramai dengan unggahan unik dan menarik. Kali ini datang dari daerah Mataram, Lombok. Sebuah 'mobil' ramah lingkungan mendadak viral.

Berdasarkan akun Instagram @fahiraidris yang juga merupakan Ketua Komite III DPD RI, video mobil unik tersebut diunggah lantaran terlihat dari belakang seperti kepala Daihatsu S38, tapi saat dilihat depannya justru sedang ditarik seekor kuda.

Layaknya delman atau Cidomo, yang merupakan moda angkutan tradisional Lombok yang masih banyak dijumpai beroperasi di kota Mataram dan bahkan dijadikan sarana angkutan publik satu-satunya di beberapa tempat wisata. Cidomo yang menggunakan tenaga kuda ini kerap dipakai dalam acara adat merariq (pernikahan).

Tak butuh waktu lama, rekaman video 'mobil' ramah lingkungan itu menuai pujian dan komentar lucu dari warganet. Bahkan dalam video tersebut, terlihat beberapa pengendara yang lewat sempat tersedot perhatiannya dengan mobil ramah lingkungan itu.

Belakangan diketahui pemilik sekaligus pembuat mobil unik ini bernama Abdul Latif, warga Narmada, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

 

 

Ketemu mobil ramah lingkungan di #Mataram 😀💚

A post shared by Fahira Idris DPD RI (@fahiraidris) on

2 dari 3 halaman

Asyik Nih, Pembeli Mobil Listrik di Negara Ini Makin Dimanjakan

Untuk membeli mobil listrik atau hybrid memang masih harus merogoh kocek lebih dalam. Pasalnya, mobil jenis ramah lingkungan ini masih memiliki banderol yang tinggi, dan jauh lebih mahal dari mobil konvensional.

Akan tetapi, beruntung bagi calon pembeli kendaraan ramah lingkungan di Tiongkok, karena pemerintah Negeri Tirai Bambu ini bakal memperpanjang potongan pajak atas pembelian kendaraan energi baru (NEV). Demikian dilansir Autoblog, Senin (1/1/2018).

 

Melalui sebuah pernyataan dari Kementerian Keuangan Tiongkok, pembebasan pajak mobil ramah lingkungan ini awalnya berakhir pada 2017. Namun, pajak ini kemudian diperpanjang dari 1 Januari 2018 hingga 31 Desember 2020 untuk mobil listrik, plug-in hybrid, dan hidrogen.

 

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Dijelaskan, perpanjangan ini dilakukan saat produsen mobil di Tiongkok bersiap untuk memenuhi kuota ketat NEV mulai 2019. Hal tersebut memacu peluncuran model baru mobil listrik dan hybrid.

Beberapa produsen otomotif global sendiri meminta Tiongkok untuk mempertahankan dukungan finansial terhadap pasar. Alasannya, permintaan konsumen saja tidak cukup untuk mendorong penjualan, tanpa skema insentif yang didukung pemerintah untuk menarik pembeli.

Selain itu, Kementerian Keuangan Tiongkok juga mengatakan, perpanjangan tersebut akan meningkatkan dukungan untuk inovasi dan pengembangan di kendaraan energi baru.