Liputan6.com, Jakarta - Volkswagen AG mengutarakan permohonan maafnya setelah New York Times melaporkan sebuah laboratorium di Amerika Serikat pada 2014 silam telah menggunakan 10 ekor monyet dalam sebuah eksperimen. Uji coba itu bertujuan mengukur racun dalam emisi yang dihasilkan dari mobil VW Beetle bermesin diesel.
Dilansir Bloomberg, Senin (29/1/2018), dikabarkan bahwa uji coba tersebut dilakukan oleh sebuah kelompok riset dan lobi yang didanai oleh VW, Daimler AG, BMW AG, dan Robert Bosch GmbH. Atas laporan itu, VW mengakui kesalahan tersebut.Â
Studi kontroversial tersebut dilakukan atas pesanan sebuah kelompok bernama "European Scientific Study Group for the Environment, Health and Transport Sector". VW juga mengatakan aktivitas studi yang menggunakan monyet sebagai bahan eksperimen telah dihentikan sejak tahun lalu.
Advertisement
"Kami meminta maaf. Kami sadar bahwa metode ilmiah yang digunakan salah," ungkap VW dalam keterangan resminya.
Dalam eksperimen tersebut, 10 ekor monyet ditempatkan di ruang kedap udara, sambil disetelkan film kartun sebagai hiburan.
Monyet-monyet itu tentu tak sadar terus menghirup emisi gas buang dari sebuah VW Beatle diesel yang terus menyala di ruang kedap udara. Sayangnya tidak diketahui bagaimana nasib hewan primata tersebut setelah dijadikan kelinci percobaan eksperimen itu.
Saksikan Video pilihan Berikut Ini:
Â
Selanjutnya
Penelitian menggunakan monyet ini belum pernah dilaporkan sebelumnya. Ini merupakan dimensi baru dalam skandal emisi global yang membuat VW mengaku bersalah atas tuduhan penipuan dan konspirasi federal. Atas kasus ini, VW harus membayar denda lebih dari US$ 26 miliar.
Ini merupakan kasus terbaru VW setelah pada 2015 lalu dikecam dan belakangan diberikan sanksi karena terbukti memasang perangkat yang bisa mengelabui tes emisi di Jerman.
VW diduga memasang perangkat itu di sekitar 11 juta mobil diesel produksinya.
Advertisement