Liputan6.com, Jakarta - Sutradara film Dilan 1990, Fajar Bustomi, mengungkapkan dirinya sengaja mencari motor CB 100 yang masih orisinal guna keperluan syuting filmnya. Honda keluaran 1973 tersebut didapatnya dari toko jual beli online.
"Itu motornya dari Jakarta, waktu itu beli di online nyari-nyari motor CB yang full orisinal. Yang kita beli memang yang paling mahal sih karena kita carinya yang bener-bener orisinal kayak velg, knalpot, mesinnya, dan yang lain karena kita takutnya pas dilihat sudah modifan tahun 2000an. Jadi kita memang cari yang full orisinal makanya yang orisinal tuh mahal. Saya beli Rp 14 juta," ujar Fajar saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (2/2/2018).
Advertisement
Baca Juga
Ia mengaku saat proses pencarian motor jadul tersebut, ia dan timnya tidak memikirkan motor tersebut keluaran tahun berapa.
"Saya gak mikirin itu, saya mikirnya apa yang ada di novel terus secara visual kondisinya bagus dan beli memang khusus untuk film ini. Bukan (saya) koleksi tapi akhirnya jadi koleksi sekarang," ungkapnya.
Motor yang digunakan dalam film Dilan tersebut memiliki cat tangki berwarna putih kombinasi biru. Fajar mengatakan warna tersebut sudah bawaannya saat ia beli.
"Awalnya memang seperti itu warna orisinalnya. Full orisinal sampai spion-spionnya, jadi memang kita dapatnya orisinal banget. Bahkan sampai kayak stiker-stiker yang baru dari pabriknya emang masih ada. Si penjualnya ini kayaknya kolektor makanya dia punya yang orisinal begitu, makanya harganya juga luar biasa sih, Rp 14 juta untuk motor tua kan lumayan mahal," pungkasnya.
Selanjutnya
Belakangan ini film layar lebar Dilan 1990 sedang jadi perbincangan di kalangan anak muda. Tak hanya pemain dan ceritanya yang diadaptasi dari novel karya Pidi Baiq yang jadi sorotan. Tampilan motor Dilan “si Panglima Tempur” ini juga menjadi perhatian pencinta kuda besi zaman dulu. Diketahui, motor yang digunakan Iqbaal Ramadhan, yang memerankan Dilan, adalah Honda CB 100 atau biasa dikenal Honda Gelatik.
Sutradara film Dilan 1990, Fajar Bustomi, mengaku motor tersebut ternyata mempunyai kloning.
Jadi untuk shooting kita punya dua. Satu punya saya dan satu lagi punya PH Falcon Picture, kita punya kembaran. Sama persis, karena buat shooting kan takut mogok atau ada apa-apa," kata Fajar saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (2/2/2018).
Ia mengatakan motor keluaran tahun 1973 tersebut tidak dimodifikasi jor-joran seperti layaknya motor modifikasi zaman sekarang, lantaran mengikuti setting film 1990-an.
"Itu belinya kurang lebih dua bulan sebelum shooting, karena kita harus modif-modif dikit. Untuk modif-nya hanya makan waktu dua hari, karena modif-nya enggak yang gimana-gimana. Tahun 90-an kan modif-nya nggak seperti sekarang, lebih banyak copotin barang orisinalnya, kayak misalkan sepatbornya jadi enggak ada, knalpotnya dibobok, pelat nomor juga dilepas," papar Fajar, sang sutradara Dilan 1990.
Advertisement