Sukses

Toyota Tak Lagi Perkasa di Hadapan Aliansi Renault dan Volkswagen

Penjualan Toyota secara global mengalami penurunan peringkat. Dari peringkat kedua pada 2016, lalu pada 2017 menduduki posisi ketiga.

Liputan6.com, Tokyo - Tahun 2017, penjualan kendaraan Toyota secara global mengalami penurunan peringkat. Jika 2016 lalu Toyota berada di posisi kedua di bawah Volkswagen, kini pabrikan tersebut harus turun menduduki posisi ketiga dunia. Kali ini, Toyota harus pasrah di bawah Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi dan Volkswagen. 

Dilansir dari Asia Nikkei, Senin (5/2/2018), Toyota mengatakan penjualan kendaraan global pada 2017 mencapai rekor 10.386.000 unit, naik 2,1 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara Volkswagen 10,74 juta unit yang dijual, naik 4,3 persen pada periode yang sama. Sedangkan angka untuk grup Renault-Nissan-Mitsubishi diperkirakan akan mencapai tingkat yang sama dengan Volkswagen.

Kesenjangan dengan Volkswagen berasal dari hasil yang berbeda di pasar negara berkembang, terutama Cina, di mana produsen mobil Jerman tersebut meningkatkan volume 5,1 persen menjadi 4,18 juta kendaraan. Volkswagen memang memfokuskan penjualannya di Cina.

Di Jepang, penjualan Toyota tumbuh dari 4,5 persen menjadi sekitar 2,33 juta didorong oleh mobil kompak baru. Sedangkan penjualan di luar Jepang tumbuh 1,4 persen menjadi 8.054.000, didukung oleh penjualan SUV RAV4. Berbeda dengan di Eropa, mobil hybrid meningkat karena di sana peraturan emisi yang semakin ketat.

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Penjualan Toyota di Eropa dan Cina memang tumbuh, namun angka untuk Timur Tengah dan Amerika turun masing-masing 14,9 persen dan 0,6 persen.

Toyota mungkin telah jatuh dari posisi teratas penjualan secara global. Meski begitu Toyota tidak bermaksud mengejar volume lebih tinggi karena dikhawatirkan akan merusak kualitasnya. Pada 2018, perusahaan berencana untuk menjual 10.495.000 kendaraan, naik 1 persen dari tahun lalu, dengan penjualan domestiknya diperkirakan turun 5 persen karena dampak dari perputaran model baru, tapi angka di luar negeri diproyeksi meningkat 3 persen.

Namun, pabrikan Jepang tersebut setidaknya harus meningkatkan penjualan dari tahun lalu untuk mendanai beban penelitian dan pengembangan yang semakin berat untuk teknologi maju, termasuk elektrifikasi dan kendaraan otonom.

"Kami perlu tumbuh dari level setahun yang lalu. Kalau tidak, kita akan melihat daya saing kita menurun," kata seorang eksekutif Toyota.