Sukses

Gaya Kompak Komunitas Yamaha RX King, Satu Warna Satu Rasa

Tunjukkan kekompakkan antara anggota komunitas, Error King's Club Bondowoso cat semua motor anggotanya dengan warna dan model yang sama.

Liputan6.com, Bondowoso - Pengendara Yamaha RX King kadang dipandang sebelah mata karena suara knalpotnya yang bising dan dianggap mengganggu pengguna jalan lain. Terlebih saat komunitas RX King konvoi menuju satu tempat, tak sedikit yang akan mengeluh.

Namun, kekompakkan dan solidaritas antar anggota tak hanya ditunjukkan dengan beramai-ramai menggunakan knalpot berisik, atau memodifikasi motor agar eye catching.

Seperti yang ditunjukkan Error King's Club Bondowoso, dalam akun Instagram-nya @error.kingbondowoso. Mereka menunjukkan kekompakan dengan mengecat Yamaha RX King anggotanya dengan warna, model hingga posisi tulisan yang sama.

Dengan cat hitam dan livery chequered flag berwarna emas, motor 2-tak mereka tampak elegan dan tidak norak. Belum lagi, motornya masih lengkap dengan menggunakan spion kanan kiri.

Jika diperhatikan, mulai dari bentuk stang, lampu bulat, stiker-stiker yang menempel bahkan roda pun benar-benar sama persis antara Yamaha RX King yang satu dengan lainnya. 

 

2 dari 6 halaman

Empat Sepeda Motor 2-Tak yang Masih Jadi Primadona di Indonesia

Pada dekade 80an, motor 2-tak mulai terkenal di Tanah Air. Bahkan, saat itu lebih banyak konsumen yang menjatuhkan pilihannya pada motor 2-tak, ketimbang 4-tak. Banyak alasan mengapa seseorang lebih cinta motor 2-tak. Misalnya karena motor ini akselarasinya spontan, berlari lebih cepat, perawatan yang cukup sederhana, serta suku cadang yang relatif mudah dicari.

Waktu berlalu, era kejayaan motor 2-tak pun mulai terkikis. Pada 2004, penjualannya mengalami penurunan signifikan, dari 321 ribu unit di 2003 menjadi 296 ribu unit saja. Sejak saat itu, penjualan motor jenis ini semakin sedikit.

enyebab penurunan penjualan ini tidak lain adalah aturan tentang standar emisi yang semakin ketat. Emisi yang keluar terlalu banyak. Teknologi yang terkandung dalam motor 2-tak membuat mereka tidak mampu menyaingi standar itu.

Meski demikian, sepeda motor 2-tak akan tetap menjadi catatan tersendiri dalam sejarah otomotif nasional. Dari sekian banyak model, beberapa di antaranya termasuk yang paling disuka. Apa saja model-model itu? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasannya:

3 dari 6 halaman

Yamaha RX King

Siapa yang tidak kenal RX King? Motor ini sering disebut sebagai tonggak kebangkitan motor 2-tak di Tanah Air. Saking garangnya, motor yang mengalami masa keemasan pada tahun 1990-an ini dijuluki sebagai `motor jambret`.

Yamaha RX King pertama kali muncul di Tanah Air pada 1983. Model ini adalah penyempurnaan dari RX K, dengan tambahan teknologi YEIS (Yamaha Energy Induction System) dan Yamaha Computerized Lubrication System yang membuat motor lebih irit dan bertenaga dibanding versi sebelumnya.

Motor yang di luar India dan Indonesia dikenal dengan RX-135 ini dilengkapi mesin dua tak dengan pilihan transmisi empat atau lima percepatan. Mesin ini memuntahkan tenaga hingga 12 Tk pada 7.500 rpm.

Dengan mesin ini, tak hanya buas yang diperoleh, tapi juga perawatan yang relatif mudah, dengan suku cadang yang cukup melimpah, bahkan yang imitasi sekalipun. RX King berhenti berproduksi pada akhir 2009, karena terbatasi oleh standar Euro3 yang harus dipatuhi semua pabrikan.

Pada produksi terakhir, RX King dilengkapi dengan catalytic converter yang membuatnya lulus standar Euro 2.

4 dari 6 halaman

Suzuki Satria 120

Suzuki Satria 120 adalah salah satu dari sekian sepeda motor 2-tak yang pernah jaya di masanya. Motor ini terlahir dari keluarga RG, yang dimaksudkan untuk menjadi penerus Suzuki RG Sport 110.

Suzuki 120 pertama kali muncul di Tanah Air pada 1997. Saat itu, motor ini hadir dengan silinder tunggal dan transmisi lima percepatan. Pada 2002, muncul Suzuki Satria 120 RU dengan transmisi 6-percepatan kopling manual.

Apa yang menarik dari motor ini adalah kapasitas silinder besar dan sistem pendinginan udara Jet Cooled. Motor ini juga dilengkapi dengan rangka dual crandle box yang hanya ditemukan pada motor kelas sport.

Motor ini digandrungi anak muda karena banyak hal. Meski relatif boros, tapi kecepatan tinggi, kopling manual, hingga velg casting wheel dengan piringan depan dan belakang membuatnya digandrungi pecinta kecepatan.

Sepeda motor ini harus berhenti berproduksi pada 2005 karena alasan standar emisi. Penjualannya pun menurun sejak setahun sebelumnya, menyusul tren umum yang juga dialami semua sepeda motor 2-tak.

5 dari 6 halaman

Kawasaki Ninja 150

Kawasaki Motor Indonesia (KMI) dengan merilis Ninja 150 pada 1996. Sepeda motor bersilinder tunggal ini didatangkan langsung dari Thailand. Saat itu, animo masyarakat terhadap motor ini sedang tinggi.

Hadir sebagai sepeda motor sport, Kawasaki Ninja 150 menawarkan performa yang responsif serta tenaga yang buas. Tak hanya itu, Kawasaki Ninja 150 menjadi pelopor sepeda motor yang menggunakan radiator sebagai pendingin mesin.

Tingginya animo konsumen pada Ninja 150 membuat model ini menyumbang angka penjualan terbesar penjualan Kawasaki Motor Indonesia (KMI). Sampai 2014 lalu, angka angka rata-rata penjualan Ninja 150 per bulannya mencapai 7 ribu unit.

Sayang, akhirnya Kawasaki Ninja 2-tak produksinya dihentikan pada Agustus tahun ini. Motor inilah yang tercatat sebagai motor 2-tak yang eksekusi penghentian produksinya paling akhir dilakukan.

6 dari 6 halaman

Piaggio Vespa

Vespa jadul adalah satu dari sekian model yang tidak memenuhi standar emisi tetapi masih memiliki penggemar setia. Saat ini, masih dengan mudah ditemui komunitas atau bengkel-bengkel yang khusus melayani motor Italia itu.

Sejarah Vespa di Indonesia cukup panjang. Motor ikonik asal Italia ini masuk ke Indonesia melalui APM PT Danmotors Vespa Indonesia pada 1960. Sejak saat itu, popularitas Vespa terus meroket.

Komunitasnya pun berjamur. Menurut data Ikatan Vespa Indonesia (IVI), jumlah komunitas Vespa saat ini mencapai dua ratusan klub. Tentu, jumlah ini hanyalah jumlah klub yang terdaftar di IVI saja, masih banyak di luar itu yang mungkin jumlahnya bisa lebih banyak.

Selain diproduksi di Eropa, Vespa juga mulai dirakit di Indonesia dan India pada penghujung dekade 1950-an. Sejak pertama kali diciptakan, Vespa telah hadir dalam berbagai varian seperti 125 pada 1948, 150 GS pada 1955, 50cc pada 1968, Primavera pada 1968 serta varian PX pada 1978 dan terus diproduksi hingga saat ini.

Di Indonesia sendiri, ada tiga model yang bisa dibilang sebagai barang langka. Dody Awwalul Fadhly, seorang pecinta Vespa menurutkan, tiga model tersebut adalah Vespa GS VS , Vespa SS90, dan Vespa VB1.